"Rompi kuning nantinya bisa berubah menjadi rompi merah," kata Erdogan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Kecaman Erdogan datang ketika Uni Eropa mempertimbangkan menjatuhkan sanksi terhadap Turki pada pertemuan puncak 10 Desember, sebagian besar karena kebuntuannya dengan anggota UE Yunani di Mediterania timur.
Para diplomat mengatakan bahwa Paris mendesak untuk tindakan hukuman semacam itu terhadap Ankara bahkan jika beberapa anggota kunci Uni Eropa - terutama Jerman - lebih berhati-hati dan menginginkan pendekatan diplomatik.
"Kami siap menggunakan sarana yang kami miliki," kata ketua Dewan Eropa Charles Michel, mengungkapkan kekecewaan atas "tindakan sepihak" dan "retorika permusuhan" Ankara.
Sementara itu, dalam wawancara yang disiarkan televisi hari Jumat, Macron tampak tidak mau ditarik ke babak baru penghinaan dengan Erdogan.
Salah satu perselisihan pendapat antara negara yang bersekutu di bawah NATO ini adalah soal sengketa Nagorno-Karabakh.
Turki adalah sekutu setia Azerbaijan dan Macron -yang negaranya memiliki komunitas besar Armenia- berulang kali menuduh Ankara mengirim milisi Suriah untuk berperang di Baku.
Bulan lalu, Senat Prancis mengadopsi resolusi tidak mengikat yang menyerukan Prancis untuk mengakui Nagorno-Karabakh sebagai negara merdeka.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR