Intisari-online.com - Presiden baru tentunya akan memiliki administrasi baru.
Hal itu membuat banyak pihak penasaran apa yang akan dilakukan Washington ke depannya, salah satunya oleh Korea Utara.
Kandidat Joe Biden mengatakan jika ia akan bertemu Kim Jong-Un hanya setelah syarat-syarat tertentu tercapai, yang tentunya cukup sulit diterima Korea Utara.
Presiden yang akan datang pun seperti calon pendahulunya, mungkin dikelilingi oleh garis keras bahkan kurang tertarik pada diplomasi.
Kandidat kuat Menteri Pertahanan AS selanjutnya, Michele Flourny, tercatat dalam berbagai negosiasi menentang.
Empat tahun lalu dia menekankan pentingnya "sanksi tambahan, terutama sanksi yang dikenakan, melibatkan tekanan dari China."
Perang juga merupakan pilihan utama baginya.
Namun, empat tahun terakhir telah berubah, dan Flourny juga tampaknya telah memodernisasi pandangannya, mengakui kemungkinan jika tidak tercapainya denuklirisasi.
Source | : | national interest |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR