4. Penyakit peyronie
Pada penyakit peyronie, jaringan parut fibrosa berkembang di dalam penis, yang menyebabkan penis bengkok saat ereksi.
Sering kali, ereksi melengkung tak perlu dikhawatirkan, tetapi bagi beberapa pria bengkokan itu mungkin terasa signifikan atau menyakitkan.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), Peyronie dialami hingga 23 persen pria berusia 40-70 tahun.
Kemungkinan ada lebih banyak pria yang mengalami kondisi ini, tetapi belum melaporkannya ke dokter karena merasa malu.
Peyronie berkembang seiring bertambahnya usia. Namun, penyakit ini mulai terlihat dialami pria berusia sekitar 30 tahun.
Peyronie dapat menyebabkan penurunan panjang dan lingkar penis pria.
Pada kebanyakan kasus, peyronie dapat menghilang dengan sendirinya, tetapi kondisi itu bisa menetap atau bahkan menjadi lebih buruk.
Dokter hanya akan mempertimbangkan pengobatan jika bengkokan itu menyakitkan atau mencegah hubungan seksual.
Pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan parut yang menyebabkan penyusutan, pembengkokan atau nyeri.
Baca Juga: 5 Transplantasi Organ Paling Menarik, Ada Transplantasi Mr. P hingga Wajah
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR