Para reporter lapang juga mewawancarai hampir 200 pekerja lain, aktivis, pejabat pemerintah dan para pengacara, termasuk yang membantu wanita yang terjebak untuk melarikan diri.
Mereka mengkonfirmasi jika tindakan asusila itu kerap terjadi.
Tindakan asusila bisa terjadi karena hampir di semua perkebunan, banyak pria yang menjadi pengawas dari pekerjaan yang dilakukan oleh para wanita tersebut, membuka kesempatan untuk berbagai tindakan asusila.
Indonesia memiliki hukum untuk melindungi wanita dari tindakan asusila, tapi Rafail Walangitan dari Kementerian Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan mengatakan ia sudah tahu betul banyak kasus pelanggaran yang terjadi di perkebunan kelapa sawit dan sedang mengusutnya.
Sedangkan Kementerian Wanita, Keluarga dan Pengembangan Komunitas di Malaysia mengatakan mereka tidak pernah menerima keluhan sama sekali mengenai perlakuan mengerikan kepada buruh wanita di industri kelapa sawit.
Lebih ironis lagi, banyak perusahaan kecantikan hanya diam saat ditanyai mengenai kenyatana ini, tapi bukan karena kurangnya ketidaktahuan mereka.
Kelompok industri global Consumer Goods Forum mempublikasi laporan tahun 2018 yang memberi peringatan kepada 400 CEO bahwa buruh wanita di perkebunan terpapar kontaminasi senyawa kimia berbahaya dan menjadi "subyek kondisi terburuk di antara semua buruh kelapa sawit."
Sementara sebagian besar pembuat kosmetik yang dihubungi AP membela diri jika mereka hanya menggunakan turunan dari produk kelapa sawit, beberapa tunjukkan 'betapa sedikitnya' kelapa sawit yang mereka gunakan dari total kasaran 73 juta ton yang diproduksi tiap tahunnya di seluruh dunia.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR