Saat ini, menurut Sahlan, pihaknya sedang mengembangkan pendekatan AI dengan menggunakan database dari spektrum sinar infra merah.
"Kami membuat database spektrum sinar infra merah dari madu asli dan palsu kemudian diolah sehingga dengan spektrum sinar infra merah (infrared) ini bisa membedakan mana yang asli dan madu," ujarnya.
Untuk mendapatkan data tentang madu, ia mengatakan perlu berkolaborasi dengan banyak peternak dan pemburu madu yang terpercaya.
Mereka diminta mengumpulkan sampel madunya untuk dimasukkan ke database.
"Kemudian dari informasi teknik pemalsuan madu yang beredar, kita bisa membuat madu palsu tersebut," jelasnya.
Sahlan mengatakan, pihaknya kini sedang meneliti metode deteksi keaslian madu dengan infrared.
Bahkan, pihaknya sudah memiliki alat tersendiri yang ditempatkan di Laboratorium Jasa Departemen Teknik Kimia pada Fakultas Teknik UI.
Sistemnya sudah didaftarkan ke lembaga paten. Sementara penelitiannya sudah dipublikasikan di sejumlah jurnal. (Farid Assifa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar Madu dari UI: Madu Asli dan Palsu Sulit Dibedakan, Cara Umum Selama Ini Salah"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR