Intisari-Online.com - Gejolak politik yang terjadi di Timor Leste menjadi
salah satu hal yang menghambat pembangunan negara bekas wilayah
Indonesia tersebut.
Perdana Menteri Timor Leste, Taur Matan Ruak, memilih mengundurkan
diri awal tahun ini.
Hal tersebut dilakukannya usai parlemen gagal mengesahkan anggaran
negara tahun 2020 yang jumlahnya fantastis.
Melansir ucanews (26/2/2020), Taur Matan Ruak telah mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Francisco "Lu'Olo" Guterres setelah parlemen negara itu gagal mengesahkan anggaran negara tahun 2020 senilai total US $ 1.668 miliar.
Saat itu, jenderal bintang dua tersebut mengatakan dia akan tetap menjabat sampai presiden secara resmi menerima pengunduran dirinya.
"Sampai saat itu, saya akan melanjutkan tugas saya sebagai perdana menteri," kata Matan Ruak kepada wartawan di istana presiden di Dili pada 25 Februari setelah bertemu dengan Presiden Guterres.
Dia mengatakan mengundurkan diri karena koalisi baru telah dibentuk.
Matan Ruak sendiri telah memimpin koalisi yang meliputi Partai Pembebasan Populer, Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor-Leste (CNRT) yang dipimpin oleh mantan perdana menteri dan presiden Xanana Gusmao, dan Khunto, sebuah partai pemuda.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR