Intisari-Online.com - Bulan lalu, Yunani menyerang Turki setelah Turki mengirim kapal penelitian ke Mediterania timur.
Kapal yang disebut Oruc Reis itu adalah kapal eksplorasi gas yang sebelumnya telah digunakan untuk meneliti "aktivitas seismik" menurut outlet berita Jerman DW.
Baik Turki dan Yunani membantah klaim sumber daya satu sama lain di Mediterania timur, meskipun Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan misi kapal penelitian itu "sepenuhnya di dalam landas kontinen Turki".
Menteri Luar Negeri Yunani mengatakan kegiatan survei itu merupakan "eskalasi besar dan ancaman langsung bagi perdamaian dan keamanan di kawasan" dan meminta Turki untuk "menarik kembali keputusannya" untuk mengerahkan kapal tersebut.
Angkatan Laut Turki mengatakan kapal itu akan tetap berada di daerah itu hingga 22 Oktober, meskipun negara itu sekarang telah memperpanjangnya hingga 14 November, SeeNews melaporkan.
Namun, di tengah perselisihan antara Turki dan Yunani mengenai sumber daya hidrokarbon di wilayah tersebut Turki dilaporkan bakal kembali mengirim kapal di wilayah Laut Mediterania.
Turki telah mengungkapkan kapal militer tak berawak baru yang dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal yang dapat dikendalikan oleh kecerdasan buatan (AI).
Melansir Express.co.uk, Rabu (11/11/2020), kapal baru tersebut -prototipe- disebut AUSV, atau Armed Unmanned Surface Vehicle.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR