Advertorial

Tak Terima Nabi Muhammad Dihina Oleh Macron, Presiden Turki Erdogan Ternyata Pasang Badan Sebut Macron Sakit Mental, Turki Malah Dituduh Ingin Gempur NATO?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Seperti diketahui, Presiden Erdogan mengaku bergabung dengan sejumlah negara untuk boikot barang-barang Perancis.
Seperti diketahui, Presiden Erdogan mengaku bergabung dengan sejumlah negara untuk boikot barang-barang Perancis.

Intisari-online.com - Kecaman para pemimpin dunia terhadap Presiden Perancis Emmanuel Macron terus bermunculan.

Mereka mengecam pernyataan Presiden Macron yang dinilai menghina Nabi dan agama tertentu dengan melakukan generalisasi yang keliru.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Macron sakit mental dan meminta Macron untuk memeriksakan kejiwaannya.

Presiden Indonesia Joko Widodo juga mengecam sikap orang nomor satu di Perancis itu.

Baca Juga: Ini 5 Fakta Di Balik Meninggalnya Dalang Kondang Ki Seno Nugroho, dari Soal Penyumbatan Pembuluh Darah di Jantung Hingga Pesannya Sebelum Meninggal

Kecaman juga datang dari sejumlah pemimpin negara Islam atas sikap arogan Emmanuel Macron.

Unjuk rasa pun meluas, tak hanya terjadi di negara mayoritas berpenduduk Islam, tetapi juga di negara komunis dan mayoritas berpenduduk Hindu.

Meski mendapat kecaman, Presiden Emmanuel Macron bukannya meminta maaf tapi justru berkelit.

Berita terkini Warta Kota yang didapat dari cuitan Macron menyebutkan, dia kini mengaku tak bermaksud menghina agama Islam dan para pemeluknya.

Baca Juga: Masa Jabatannya di Ujung Tanduk, Pergantian Presiden Amerika Ternyata Akan Memberikan Dampak Signifikan di Asia Ini Perbedaan Trump dan Joe Biden Bagi Asia

Dia hanya mengecam teroris yang telah menewaskan 300 warga Perancis.

Tetapi, dia Macron juga balik menyerang Presiden Turki Erdogan

Macron menuding Presiden Turki Erdogan memiliki sikap "berperang" terhadap sekutu NATO.

NATO (The North Atlantic Treaty Organizatio) atau Organisasi Perjanjian Atlantik Utara, juga disebut Aliansi Atlantik Utara, adalah aliansi militer antar pemerintah antara 30 negara Amerika Utara dan Eropa, berdiri 4 April 1949.

Seperti diberitakan AFP, kantor berita berpusat di Perancis, Macron juga mengutuk seruan yang "tidak dapat diterima" untuk boikot produk Perancis.

"Kami mengecam "distorsi" oleh para pemimpin politik atas kartun (Nabi) Muhammad," ujar Macron seperti dikutip dari AFP.

Seperti diketahui, Presiden Erdogan mengaku bergabung dengan sejumlah negara untuk boikot barang-barang Perancis.

"Jangan pernah memberikan kredit pada barang-barang berlabel Perancis, jangan membelinya," ujar Erdogan.

Selain itu, Presiden Erdogan juga menyatakan bahwa Emmanuel Macron membutuhkan "pemeriksaan mental".

Baca Juga: Kisah Tragis Junko Furuta, 44 Hari Disekap, Dipaksa Makan Kecoak, Dirudapaksa hingga Dibunuh oleh Antek Yakuza

Barang-barang Prancis telah ditarik dari rak supermarket di Qatar dan Kuwait, di antara negara-negara Teluk lainnya, sedangkan di Suriah orang-orang telah membakar gambar Macron dan bendera Prancis telah dibakar di ibu kota Libya, Tripoli.

Presiden Perancis Emmanuel Macron menulis status khusus untuk mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dinilai disalahartikan.

Macron menulis statusnya di akun twitter tidak hanya dalam bahasa Inggris dan Perancis, tetapi juga dalam bahasa Arab.

Menurut Presiden Macron, yang ia lawan dan perangi itu terorisme yang mengatasnamakan agama, bukan agama Islam itu sendiri.

"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin mengklarifikasi yang berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri," ujar Macron dalam tulisan Arab yang telah diterjemahkan google ke dalam bahasa Indonesia, Minggu (1/11/2020) dini hari WIB.

Artikel ini pernah tayang di Warta Kota dengan judulPRESIDEN Perancis Emmanuel Macron Tuding Presiden Turki Erdogan Tunjukkan Sikap Perang Kepada NATO

Artikel Terkait