Advertorial

Ini 5 Fakta Di Balik Meninggalnya Dalang Kondang Ki Seno Nugroho, dari Soal Penyumbatan Pembuluh Darah di Jantung Hingga Pesannya Sebelum Meninggal

K. Tatik Wardayati

Editor

Ini 5 fakta di balik meninggalnya dalang kondang Ki Seno Nugroho, dari soal penyumbatan pembuluh jantung hingga pesannya sebelum meninggal
Ini 5 fakta di balik meninggalnya dalang kondang Ki Seno Nugroho, dari soal penyumbatan pembuluh jantung hingga pesannya sebelum meninggal

Intisari-Online.com – Tanah air kita kembali kehilangan salah satu seniman yang tetap melestarikan budaya tradisional Indonesia.

Dalang kondang Ki Seno Nugroho meninggal dunia Selasa (3/11/2020) malam pada usia yang masih muda.

Dalang wayang kulit yang kekinian itu telah meninggalkan kita, meski tetap pada jalur wayang kulitnya namun apa yang disajikannya dapat diterima oleh anak-anak muda sekarang.

"Wong urip kui sing dienteni opo? wong urip kui sing dienteni mati, ming keri antre (Orang hidup itu yang ditunggu apa? Orang hidup yang ditunggu kematian, hanya tinggal mengantre saja)," demikian dialog Bagong pada Patih Sengkuni di sebuah lakon wayang yang dimainkan oleh Dalang Ki Seno Nugroho.

Baca Juga: Coba Perhatikan Apakah Telinga Anda Sering Berdenging? Jangan Diabaikan Karena Bisa Jadi Pertanda Lima Hal Berikut Ini!

Penggalan dialog di akun Youtube Dalang Ki Seno tersebut seolah memberikan pesan, kematian akan menjemput setiap makhluk bernyawa.

Kini, dalang bertalenta asal Bantul, Yogyakarta itu telah pergi untuk selama-lamanya. Ia mengembuskan napas terakhir, Selasa (3/11/2020) malam.

Kepergian Ki Seno diantarkan oleh gending jawa 'Ladrang Gajah Seno' sesuai dengan wasiatnya sebelum meninggal dunia.

Berikut sederet fakta kepergian sang dalang yang dirangkum oleh Kompas.com:

Baca Juga: Cegah Stroke dan Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Lain Dengan Konsumsi Makanan-makanan Ini, Bisa Bersihkan Pembuluh Darah!

1. Merasa tak enak badan sejak lama, tetap pentas dan bercanda

Sang dalang rupanya telah lama merasakan tak enak badan. Adik Sri Sultan Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Yudhaningrat mengatakan, Ki Seno pernah berjanji untuk mengurangi kegiatannya sejak dua tahun lalu.

"Beliau ini istilahnya bersumpah sendiri, setelah 2018 ini akan mengurangi kegiatan, jadi jangan sampai satu bulan itu penuh. Namun hanya dua kali dalam seminggu karena sudah merasa tidak enak badan," kata dia.

Dua bulan sebelum meninggal dunia, Seno pernah menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Saat itu ia mengalami penyumbatan pembuluh darah.

Ki Seno pun diketahui telah merasakan nyeri sejak tiga hari sebelum meninggal dunia.

Namun, pada 2 November 2020, ia masih sempat menggelar pentas wayang streaming.

Salah seorang sinden, Oriza menceritakan, siang hari di hari kepergiannya, sang dalang masih bercanda di grup Whats App.

"Di grup (WA) tadi siang masih gojekan (bercanda)," kata dia.

Baca Juga: Jangan Salah, Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda, Ini 7 Pemicunya, Waspadalah!

2. Kesakitan ketika bersepeda dan muntah

Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo menjelaskan, sebelum meninggal dunia, Ki Seno sempat bersepeda pada Selasa (3/11/2020) petang.

Tetapi di tengah perjalanan, Ki Seno kesakitan.

"Semalam habis bersepeda sama temannya orang sini, sesampainya di tengah jalan sudah berasa sakit sampai dijemput warga sini," ujar dia.

Ki Seno sempat beristirahat namun kondisinya tak kunjung membaik. Ia justru muntah-muntah.

Sang istri dan warga pun mengantarnya ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

"Masuk UGD masih sadar, menunggu dokter spesialis jantung," tutur dia.

3. Alami penyumbatan pembuluh darah di jantung

Gunawan Widagdo menjelaskan, tim Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah menyatakan Ki Seno mengalami penyumbatan darah di jantung sekitar 100 persen.

Baca Juga: Ingin Mengatasi Penyumbatan Pembuluh Darah? Donor Darah Solusinya

Kondisi itu membuat dalang yang kondang dengan pentas live streaming-nya tersebut tak bisa bertahan.

Sebelum mengembuskan napas terakhir, Ki Seno sempat dipindahkan ke ICCU.

Kembali muntah-muntah, kondisi Ki Seno kian memburuk.

Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia.

"Meninggal sekitar pukul 22.15 WIB," kata Gunawan.

4. Ingin diiringi gamelan jawa jika meninggal

Rupanya, sebelum meninggal dunia, Ki Seno sempat menyampaikan wasiatnya. Permintaan tersebut pernah diungkapkan Seno di tengah pentasnya.

Salah satu orang yang mengetahui pesan tersebut adalah sinden Ki Seno yang bernama Tatin Lestari Handayani.

"Sesuk kalau aku ra ono ini (gamelan) diunekke (Besok saat aku meninggal gamelan ini dibunyikan)," kata Tatik menirukan permintaan Seno.

Baca Juga: Benarkah Penyakit Jantung Koroner itu Penyakit Turunan?

Adapun gending jawa yang mengiringi kematian Seno adalah Ladrang Gajah Seno karya Joko Porong.

Gending tersebut dinyanyikan oleh 11 sinden di depan rumah duka di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

Alunan merdu gending tersebut mengiringi berpulangnya sang dalang.

5. Dimakamkan satu liang lahat dengan sang ayah

Jenazah Seno kemudian dimakamkan satu liang lahat dengan sang ayah di pemakaman Semaki Gede, Umbulharjo, Yogyakarta.

Memakamkan Ki Seno satu liang dengan ayahandanya adalah keputusan keluarga.

"Dikuburkan satu liang dengan ayahnya. (Ki Seno) anak keempat dari lima bersaudara," kata Paulina Surami (86), kerabat Seno.

Pantauan Kompas.com, dua wayang Ki Seno yakni Bagong dan Bima milik almarhum ikut dimakamkan.

Kepergian Ki Seno menyisakan duka mendalam bagi beberapa tokoh.

Baca Juga: Tekanan Darah Agak Tinggi di Usia Muda Picu Terhambatnya Pembuluh Darah Saat Tua

Di mata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ki Seno merupakan seorang dalang berkarakter.

"Cara beliau mendalang selama ini khas, semua punya kesan karena ada yang unik dari beliau," ucap Ganjar.

Sedangkan, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut Ki Seno sebagai raja live streaming.

Ki Seno mampu membuat wayang kulit diterima oleh berbagai kalangan, dewasa ini.

"Yang menjadikan wayang kulit bisa eksis dan setiap pertunjukan selalu ramai para penonton langsung maupun penonton live streaming yang dua channelnya bisa sampai 20.000 lebih penonton dunia maya secara live," kata Heroe.

"Dialah seniman yang menguasai pertunjukan dunia maya, rajanya live streaming channel YouTube untuk pertunjukan seni budaya," kata dia.

Bagi tokoh seni Butet Kertaradjasa, Seno adalah dalang yang bisa menjawab tantangan zaman.

Ia melakukan terobosan dengan menyiarkan pementasan di kanal YouTube.

"Program dia (Ki Seno) main wayang di rumahnya untuk bisa ditonton seluruh orang di Indonesia. Climen itu bagi saya itu ikhtiar dia merespons dunia digital dunia pewayangan," kata Butet usai melayat ke rumah duka. (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangariboro)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “5 Fakta Meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho Penyumbatan Pembuluh Hingga Pesannya Sebelum Meninggal”

Baca Juga: Cuma Rutin Kunyah Daun Kemangi, Ternyata Bisa Jauhkan dari Dokter dan Cegah Penyakit Mematikan Berikut Ini, Mau Coba?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait