Advertorial
Intisari-Online.com - Dua kelompok terorisme sedang beraksi.
Mereka adalahAl-Qaeda dan ISIS.
Al-Qaeda di Islam Maghreb atau AQIM yang dikenal sebagai salah satu kelompok terorisme radikal membuat pernyataan mengerikan terkait kasus Macrom.
Dilansir daridailymail.co.ukpada Selasa (3/11/2020), Al-Qaeda telah mengumumkan bahwa mereka yang menghina Nabi Muhammad pantas untuk dibunuh.
"Membunuh siapa pun yang menghina nabi adalah hak setiap Muslim," kata kelompok jihadis tersebut.
Sementara ada sebuah aksi penembakan brutaldi Wina, Austria, pada hari Senin (2/11/2020). Akibatnya 4 orang dilaporkan tewas.
Tak lama setelah kejadian itu,ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan brutal itu.
Klaim ISIS ini disampaikan Amaq News Agency, lengkap dengan video yang memperlihatkan sang seoang simpatisan ISIS yang sedang membawa senjata.
Baca Juga: Catat, Ini Obat Penurun Panas Alami Untuk Mengobati Demam Bayi
Diketahui Al-Qaeda dan ISIS adalah kelompok radikal jihad yang fokus untuk “membersihkan dunia dari ancaman” (menurut pandangan mereka) terhadap budaya lainnya, khususnya budaya barat.
Meskipun terlihat mirip, ternyata mereka memiliki padangan yang berbeda secara signifikan.
Ini perbedaan Al-Qaeda dan ISIS seperti dilansir dariforces.net pada Rabu (4/11/2020).
Al-Qaeda
Al-Qaeda mengikuti Wahhabisme, bentuk ekstrim dari Islam Sunni yang menekankan interpretasi literal dari Quran.
Kelompok ini didirikan pada tahun 1988 di Pakistan oleh Osama Bin Laden dan Mohammad Atif sesaat sebelum pasukan Soviet menarik diri dari tetangganya Afghanistan.
Al-Qaeda berarti 'fondasi' dalam bahasa Arab dan mereka percaya bahwa mereka harus menggunakan Jihad untuk memobilisasi variasi Islam mereka.
Mereka percaya pada konsep 'jihad defensif'.
Dengan kata lain, adalah jika ada seorang Muslim yang melawan mereka, mereka mungkin dipandang sebagai lawan Islam juga.
Salah satu aksi al-Qaeda yang paling terkenal adalah serangan teroris 9/11 pada tahun 2001 di New York yang menewaskan 2.977 orang.
Kelompok ini memandang Barat dan budaya lainnya sebagai ancaman terhadap Islam, dan tujuan utamanya adalah mendirikan negara Islam berdasarkan hukum Syariah.
ISIS
ISIS atau Negara Islam tersebut didirikan pada tahun 2014, dalam beberapa minggu setelah Mosul ditangkap ketika komandan Taliban membelot dan bersumpah setia kepada pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi.
Para komandan pemberontak kebanyakan adalah mereka yang tidak puas dengan kepemimpinan Mullah Mohammed Omar, yang pada saat itu memimpin Taliban.
Meskipun media banyak menceritakan kisah-kisah ISIS selama beberapa tahun terakhir, tapi untuk saat ini kelompok Talibanlah yang masih memiliki pengikut lebih besar.
Hanya saja, kelompok-kelompok Taliban mengajarkan bentuk cabang Deobandi yang sebenarnya tidak begitu ekstrim untuk dipraktekkan dibanding apa yang telah dilakukan ISIS dan al-Qaeda.
Lalu jika Taliban dan al-Qaeda lebih berlatih perang gerilya, taktik SIS jauh lebih mirip dengan pasukan militer biasa. Inilah yang membuat mereka sangat sulit untuk menghadapi.
ISIS juga telah berhasil memanfaatkan kekuatan media sosial dengan cara yang tidak dimiliki kelompok teroris sebelumnya.
Dengan menggunakan YouTube, Twitter, dan WhatsApp, kelompok ini mampu menyebarkan propaganda teroris yang mengundang orang-orang muda untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan melawan budaya Barat.