Amerika memang sudah terkenal penggunaan senjata dalam aksi demonstrasi, yang sering dilakukan oleh demonstran sayap kanan dan juga terkadang sayap kiri.
Hanya saja, kali ini berbeda.
Pakar memperingatkan jika senjata api menciptakan situasi genting, dapat dilihat sebagai intimidasi dan berujung pada kekerasan.
“Semakin banyak kita melihat, semakin banyak orang melihatnya sebagai reaksi normal - meski sebenarnya tidak. Tidak ada yang normal soal itu," kata Cynthia Miller-Idriss, seorang profesor di American University yang mempelajari ekstremisme.
"Potensi kekerasan menjadi (suatu hal yang) normal."
Para demonstran tersebut membawa senapan semi otomatis dan mereka merupakan pendukung calon presiden petahana Donald Trump.
Para demonstran bersenjata itu muncul di pusat penghitungan suara sebagai respons atas tuduhan tak berdasar dari presiden Trump yang mengatakan Demokrat sedang berusaha mencuri pemilihan.
Sampai berita ini ditayangkan belum ada pelanggaran serius yang dilaporkan.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR