ISIS atau Negara Islam tersebut didirikan pada tahun 2014, dalam beberapa minggu setelah Mosul ditangkap ketika komandan Taliban membelot dan bersumpah setia kepada pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi.
Para komandan pemberontak kebanyakan adalah mereka yang tidak puas dengan kepemimpinan Mullah Mohammed Omar, yang pada saat itu memimpin Taliban.
Meskipun media banyak menceritakan kisah-kisah ISIS selama beberapa tahun terakhir, tapi untuk saat ini kelompok Talibanlah yang masih memiliki pengikut lebih besar.
Hanya saja, kelompok-kelompok Taliban mengajarkan bentuk cabang Deobandi yang sebenarnya tidak begitu ekstrim untuk dipraktekkan dibanding apa yang telah dilakukan ISIS dan al-Qaeda.
Lalu jika Taliban dan al-Qaeda lebih berlatih perang gerilya, taktik SIS jauh lebih mirip dengan pasukan militer biasa. Inilah yang membuat mereka sangat sulit untuk menghadapi.
ISIS juga telah berhasil memanfaatkan kekuatan media sosial dengan cara yang tidak dimiliki kelompok teroris sebelumnya.
Dengan menggunakan YouTube, Twitter, dan WhatsApp, kelompok ini mampu menyebarkan propaganda teroris yang mengundang orang-orang muda untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan melawan budaya Barat.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR