Advertorial

Sejarah Timor Leste: Jadi Rebutan Portugal dan Belanda hingga Diinvasi Indonesia

Khaerunisa

Penulis

Sejarah Timor Leste mencatatkan negara ini telah melalui satu masa pendudukan ke masa pendudukan lainnya
Sejarah Timor Leste mencatatkan negara ini telah melalui satu masa pendudukan ke masa pendudukan lainnya

Intisari-Online.com - Sejarah Timor Leste mencatatkan negara ini telah melalui satu masa pendudukan ke masa pendudukan lainnya.

Sebelum berdiri sendiri sebagai sebuah negara, perjalanan panjang harus ditempuh Timor Leste untuk merdeka.

Dalam sejarah Timor Leste, negara berjuluk 'Bumi Loro Sae' ini dapat dikatakan pernah berbagi penderitaan dengan Bangsa Indonesia.

Seperti Indonesia dan kebanyakan negara tetangga, Timor Leste pun pernah menjadi negara jajahan Bangsa Eropa.

Baca Juga: Dikenal sebagai Negara Miskin dan Terbelakang, Tak Disangka Biaya Hidup di Timor Leste Sangat Jomplang dengan Indonesia Bahkan Lebih Tinggi, Ini Rinciannya

Meski begitu, pada masa-masa menjelang terbentuknya negara Timor Leste, Indonesia pun menjadi sosok penjajah di mata 'Bumi Loro Sae'.

Negara yang kini bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste ini memiliki sejarah pelik, jatuh dari tangan ke tangan penjajah selama beratus-ratus tahun.

Kekayaan kayu cendana yang dimilikinya, disebut-sebut merupakan daya tarik untuk Bangsa Eropa datang ke negara di sebelah timur Indonesia ini.

Seperti apa sejarah Timor Leste yang kini telah menjadi negara yang berdiri sendiri?

Baca Juga: Dianggap Makar dan Dipenjara hingga Timor Leste Merdeka, Xanana Gusmao Selamat dari Hukuman Mati karena Cara Perlawanan yang Dipilihnya

Pulau Timor Diperebutkan Portugal dan Belanda

Melansir Britannica.com, Portugis merupakan negara yang pertama menetap di Pulau Timor pada tahun 1522.

Sekitar 93 tahun kemudian, datanglah Belanda yang tak mau kalah untuk mengusasi pulau ini, tepatnya pada 1613.

Belanda dan Portugis berjuang untuk supremasi atas Timor, dan kedaulatan Portugis atas bagian timur pulau itu diselesaikan dengan perjanjian pada tahun 1860 dan 1893, meskipun yang terakhir baru efektif pada tahun 1914.

Keberadaan dua kekuatan Eropa di Pulau Timor ini pun membuat Timor Leste terbagi menjadi dua, yaitu bagian timur yang dikuasai Portugis dan bagian barat yang berada di bawah kekuasaan Belanda.

Baca Juga: Padahal Indonesia Sudah Pasrah Saat Timor Leste Memilih Untuk Merdeka, Tak Disangka Rakyat Timor Leste yang Pro-Indonesia Justu Lakukan Aksi Tak Terduga Ini

Timor Leste Jatuh ke Tangan Jepang

Tak hanya dua negara tersebut yang terlibat dalam penguasaan Pulau Timor.

Jepang pun ikut menduduki Timor selama Perang Dunia II.

Setidaknya Jepang sempat menguasai Timor Leste dari 1942 hingga 1945, sebelum kemudian kekalahannya dalam Perang Dunia II membuatnya harus mundur.

Setelah Jepang kalah pada perang dunia II, Portugis kembali menguasai Timor Leste hingga 1975.

Pada 1975 ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal, Gubernur Portugis di Timor Leste, Lemon Pires, meminta Pemerintah Portugis untuk mengirimkan bantuan.

Tapi permintaan itu tidak ada jawaban, sehingga gubernur menarik pasukan ke salah satu pulau di Timor Leste, yakni Pulau Kambing.

Revolusi bunga mengacaukan kondisi politik dan perekonomian Portugal.

Baca Juga: Ulahnya Bikin Jengkel Hingga Jadi Musuh Utama Negara Barat, Tak Disangka China Justru Pernah Bantu Palestina Gempur Israel, Pasok Senjata Hingga Beri Dukungan Hal Ini

Timor Leste Merasakan Kemerdekaan 'Seumur Jagung'

Keadaan Portugal yang kacau membuka peluang Timor Leste untuk merdeka.

Pada 28 November 1975, Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis.

Kemerdekaan wilayah Timor Leste diumumkan oleh Front Revolusi untuk Timur Leste Merdeka (Fretilin) yang merupakan salah satu partai di Timor Leste.

Fretilin mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste.

Namun malang bagi Timor Leste katena kemerdekaan ini ternyata berlangsung sementara.

Lepas dari Bangsa Eropa dan Jepang, tidak mudah bagi Timor Leste untuk berdiri menjadi negara sendiri.

Pasalnya, tak lama setelah deklarasi kemerdekaan itu, giliran pasukan Indonesia datang.

Baca Juga: Belum Keluarkan Dana Sepeser pun untuk Vaksin Warganya, Australia Malah Sudah Gelontorkan Rp7,3 Triliun untuk Vaksin Negara Lain Seperti Timor Leste

Timor Leste Diinvasi Indonesia

Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan pembangunan di Timur Leste.

Namun ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan separatis.

Dikutip dari Kompas,com, setelah lepas dari Portugis terjadi kekosongan kekuasaan di Timor Leste.

Kekosongan ini diisi oleh partai pro kemerdekaan dari akar rumput, yakni Fretilin.

Mereka mengambil peran semi-pemerintah. Namun tindakan itu mendapat reaksi keras dari partai-partai lain yang memiliki misi masing-masing.

Baca Juga: Sudah Diperingatkan Tapi Masih Jor-joran Ambil Utangan Demi Proyek Ambisiusnya padahal Sumber Pendapatannya Hampir Habis, Inilah Penderitaan yang Bakal Ditanggung Rakyat Timor Leste

Pada waktu itu partai di Timor Leste ada tiga, yakni Fretilin, Uni Demokrat Timur (UDT), dan Associacao Popular Timorense (APODETI).

Kedatangan pasukan Indonesia ke Timor Leste justru semakin memperkeruh konflik.

Korban-korban dari kedua pihak berjatuhan.

Pemerintah Indonesia membawa masalah ini ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kemudian, Dewan Keamanan PBB juga menetapkan resolusi 1246 yaitu kesepakatan antara Indonesia, Portugis, dan PBB untuk menggelar referendum.

Dari sanalah dimulai referendum untuk memutuskan bagaimana nasib Timor Leste.

Baca Juga: Demi Masuk Anggota ASEAN, Timor Leste Malah Nekat Daftar Jadi Anggota Organisasi yang Lebih Besar, Padahal di Asia Tenggara Saja Ditolak Mentah-mentah karena Alasan Ini

Referendum Timor Leste

Pada 30 Agustus 1999 digelar referendum di Timor Leste.

Ada dua pilihan dalam referendum, yakni menerima otonomi khusus untuk Timor Lestes dalam NKRI atau menolak otonomi khusus.

Hasil referendum menunjukkan sebanyak 94.388 penduduk atau 21,5 persen memilih tawaran otonomi khusus.

Sementara, 344.580 penduduk atau 78,5 persen memilih untuk menolaknya. Hasil referendum itu membuat Timor Leste menjadi sebuah negara baru.

Baca Juga: Padahal Indonesia Sudah Pasrah Saat Timor Leste Memilih Untuk Merdeka, Tak Disangka Rakyat Timor Leste yang Pro-Indonesia Justu Lakukan Aksi Tak Terduga Ini

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait