Advertorial
Intisari-Online.com - Punya bayi yang putih, montok, rambutnya tebal, dan bulu matanya panjang dan lentik, pasti jadi idaman.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memenuhi keinginan itu.
Dari rutin minum susu kedelai selama hamil agar kulit bayi putih, menggunduli kepala bayi agar rambutnya tebal, hingga menggunting bulu mata bayi agar tumbuh panjang dan lentik.
Praktik yang pertama dan kedua ini mungkin relatif aman, meskipun hasilnya belum dapat dibuktikan.
Tetapi bagaimana dengan menggunting bulu mata bayi agar lentik?
Tindakan ini sangat berisiko, karena kita tidak tahu apakah bayi akan bergerak tiba-tiba meskipun sedang tidur.
Banyak orang yang menggunting bulu matanya karena berbagai alasan.
Kaum pria mungkin akan memotong bulu matanya karena bulu mata yang lentik terkesan kurang maskulin.
Tetapi untuk para ibu yang menggunting bulu mata bayinya agar lentik, sepertinya akan berakhir dengan kekecewaan.
Begitu pun kebiasaan mengolesi alis bayi dengan ludah Ibu agar lebih tebal dan lebat.
Alis jadi tak sehat dan mudah rontok karena terpapar kuman dari ludah yang menempel.
"Tidak ada bukti ilmiah yang bisa mendukung praktik memotong bulu mata bayi ini.
Satu-satunya faktor yang diketahui bisa memengaruhi pertumbuhan bulu mata adalah nutrisi dan faktor bawaan dari orangtua," jelas Dr. Natalie Epton, dokter spesialis anak dan ahli neonatologi dari International Paediatric Clinic, Singapura.
Malahan, ada akibat yang mungkin terjadi jika menggunting bulu mata bayi:
1. Para ibu bisa saja mengguntingnya terlalu pendek, sehingga bulu mata tersebut tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya.
Bulu mata punya sejumlah fungsi, terutama sebagai pelindung mata dari masuknya partikel asing seperti kotoran, debu, atau serpihan lain yang begitu kecilnya hingga masuk ke mata.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Ini Obat Penurun Panas Bayi 0 – 6 Bulan
Bentuk bulu mata yang melengkung itu membantu mengalirkan keringat dan partikel asing dari mata.
Meskipun tidak bisa menggantikan tugas pelindung mata seperti kacamata, bulu mata membantu memfilter sinar matahari yang menerpa mata.
2. Ibu bisa saja tersenggol tangan orang lain ketika berusaha menggunting bulu mata bayi, sehingga gunting bisa saja mencolok mata si kecil.
3. Bulu mata yang digunting bisa saja tumbuh lagi karena itulah siklus alaminya.
Bahkan bulu mata yang rontok pun akan tumbuh lagi.
Meskipun begitu, panjang bulu mata yang digunting mungkin tidak akan sama antara kiri dan kanan, atau terlalu pendek.
4. Hindari memotong bulu mata ketika sudah dewasa, karena pada dasarnya bulu mata akan melalui tiga fase pertumbuhan.
Sayangnya, rata-rata bulu mata tidak dapat melewati fase ketiga tersebut karena faktor make-up atau penuaan.
Merawat bulu mata memang akan membuatnya tumbuh dengan ketebalan dan panjang yang diharapkan, serta melalui tiga tahap dari tiga fase pertumbuhannya.
Fase tersebut adalah:
* Fase pertumbuhan: Berakhir sekitar 45 hari, di mana pada fase ini sel-sel rambut terbagi dengan cepat dan bertambah untuk batang rambut.
* Fase penurunan: Berlangsung sekitar tiga minggu dan menandakan akhir dari pertumbuhan rambut yang aktif.
Rambut, dalam hal ini bulu mata, mengalami proses pengurangan dari suplai makanannya dan dari sel-sel yang memproduksi rambut baru.
* Fase penghentian: Yaitu ketika rambut menjadi benar-benar mati, karena tidak ada sel-sel baru yang tumbuh.
Fase ini ditandai dengan rontoknya rambut yang mengawali fase penghentian dari folikel rambut.
"Seperti bagian rambut yang lain, bulu mata secara alami juga akan rontok begitu menyelesaikan siklus hidupnya," kata Dr. Susan Blakeney, penasihat klinis College of Optometrists.
Jadi, kalau ada yang bilang menggunting bulu mata bayi bisa bikin lentik itu hanya mitos.
(*)
Berita ini sudah ditayangkan di laman Nakita.id dengan judul Memotong Bulu Mata Bayi Bikin Jadi Lentik, Mitos atau Fakta?