Advertorial
Intisari-online.com -Klaim China atas Laut China Selatan telah buat banyak pihak geram.
Mulai dari negara-negara Asean seperti Vietnam dan Filipina yang sebal setengah mati atas klaim China di perairan mereka, sampai negara adidaya Amerika Serikat.
Amerika menyalahkan China telah sebabkan terganggunya stabilitas dan perdamaian Indo-Pasifik.
Selain atas alasan stabilitas wilayah, Amerika juga berang karena China dapat menguasai jalur perdagangan tersibuk di dunia.
Maka dari itu, Amerika di bawah administrasi Trump mulai terapkan tekanan maksimum kepada China.
Secara kasar, dapat disebut upaya Amerika untuk mengalahkan China adalah dengan otot.
Berbeda dengan Amerika yang adu kekuatan, Australia yang juga tidak terima China menguasai Laut China Selatan terapkan cara menyerang yang lebih etis.
Namun, cara Australia bukan berarti tidak licik.
Dilansir dari Kompas.com, Australia telah menolak klaim teritorial dan maritim Beijing di Laut China Selatan pada Juli lalu.
Hal tersebut mereka sampaikan dalam sebuah deklarasi resmi untuk PBB.
Deklarasi Australia ini juga kian mendekatkan posisi "Negeri Kanguru" dengan Amerika Serikat (AS), dalam pertikaian dengan China.
Dalam sebuah pernyataan yang diajukan pada Kamis (23/7/2020) Australia mengatakan, "tidak ada dasar hukum" untuk beberapa klaim China di Laut China Selatan yang penuh sengketa, termasuk pulau buatan di sana.
"Australia menolak klaim China untuk 'hak bersejarah' atau 'hak dan kepentingan maritim' sebagaimana ditetapkan dalam 'perjalanan panjang sejarah' di Laut China Selatan," demikian bunyi pernyataan itu yang dikutip AFP Sabtu (25/7/2020).
"Tidak ada dasar hukum bagi China untuk menggambar garis pangkal lurus yang menghubungkan titik-titik terluar kelautan atau 'kelompok pulau' di Laut China Selatan, termasuk di sekitar kepulauan 'Four Sha' atau 'benua' atau 'kepulauan terpencil'."
Deklarasi itu keluar setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan upaya Beijing menguasai wilayah dan sumber daya di Laut China Selatan adalah ilegal, dan secara eksplisit mendukung klaim teritorial negara-negara Asia Tenggara terhadap China.
Beijing mengklaim hampir semua wilayah Laut China Selatan, berdasarkan garis sembilan yang merupakan garis batas samar dari peta tahun 1940-an.
Peningkatan ketegangan baru-baru ini terjadi jelang pembicaraan tahunan antara Australia dan AS.
Para menteri melakukan perjalanan ke Washington untuk pertama kalinya, sejak perbatasan Australia ditutup karena pandemi virus corona.
Pertemuan-pertemuan tersebut diadakan pada "waktu krusial" dan sangat penting diadakan secara tatap muka, kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan Menteri Pertahanan Linda Reynolds dalam pernyataan pada Sabtu.
Hubungan AS dengan China telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir, terutama karena persoalan dagang, pandemi virus corona, dan UU Keamanan Nasional Hong Kong.
Bulan Juli lalu Beijing memerintahkan konsulat AS di Chengdu untuk ditutup, sebagai pembalasan atas ditutupnya konsulat China di Houston karena tuduhan pencurian kekayaan intelektual.
(Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tolak Klaim China atas Laut China Selatan, Australia Keluarkan Deklarasi Resmi"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini