Advertorial
Intisari-online.com -Seperti kita ketahui bahwa pada masa kerajaan di China setiap kaisar dituntut untuk memiliki banyak istri.
Selain itu, mereka juga harus berhubungan badan dengan banyak selirnya.
Jumlahnya pun tak main-main ratusan wanita, setidaknya pernah dicicipi oleh para Kaisar China.
Tujuannya adalah, hal itu untuk menjaga kelanggegngan dan suksesi kerajaan.
Salah satu kisah kaisar China yang terkenal dengan kegialaannya terhadap seks adalah Han Cheng De.
Dia adalah kaisar ke-12 dari Dinasti Han Barat dalam sejarah Tiongkok.
Melansir Eva.vn, Han Cheng De dianggap sebagai pemimpin China dalam dinasti Han yang gila karena memiliki nafsu yang besar.
Dia terkenal dengan perzinaan, pengabaian urusan pemerintah, dan menggilai para wanita.
Sejak naik takhta, Han Emperor, lebih menikmati kepuasan seksual daripada memikirkan rakyatnya.
Han Cheng De menikmati kesenangan seksual dan gairahnya dengan bercinta dengan banyak wanita sehingga dia memerintah untuk kepuasannya.
Hn Cheng de membangun istana khusus untuk melayani kesenangan seksualnya.
Kemudian, dia juga memanggil setidaknya 3.000 wanita cantik ke dalam istananya untuk dimanjakan dengan hadiah.
Kehidupannya tenggelam ke dalam birahi imperial dan semakin dalam.
Namun, dikisahkan Han Cheng De memiliki nafsu yang kuda namun bertenaga ayam.
Setiap kali dia bercinta dia setidaknya melakukannya dengan dua selirnya.
Namun, untuk menguatkan staminanya dia harus menggunakan ramuan khusus yang diracik oleh tabib istana.
Hal itu dilakukannya terus menerus selama bercinta dengan banyak selirnya untuk menjaga staminanya sepanjang malam.
Hingga akhirnya, karena hasrat seksualnya yang begitu besar, dan penggunaan obat Han Cheng De meninggal saat berhubungan badan.
Diketahui penyebab kematiannya dalah karena overdosis penggunaan obat kuat.
Menurut cerita obat kuat yang digunakan oleh kaisar China dikenal dengan sebutan "obat musim semi" tekniksnya sama dengan obat kuat modern.
Obat ini memiliki sifat afrodisiak, yang merangsang kandung kemih, dan uretra menyebabkan darah mengalir ke alat vital.
Obat ini memiliki konsekuensi jangka panjang, berbahaya dan tak terduga.
Semakin banyak digunakan, semakin tidak responsif terhadap afrodisiak normal, yang menyebabkan penurunan libido dan kelemahan fisiologis.
Banyak pria berakhir dengan menderita kelemahan fisiologis, impotensi dan ejakulasi diri.