Advertorial
Intisari-Online.com -Rusia disebut sudah berkali-kali mencoba menyingkirkan musuhnya dengan menggunakan racun, termasuk kepada seorang penyihir mengerikan ini.
Kala itu, Rusia, dalam hal inikeluarga kaisar Rusia benar-benar sedang berada dalam genggaman sang penyihir.
Merasa sulit keluar dari cengkeraman sang pemilik kekuatan supranatural, keluarga kaisar akhirnya berencana membunuh sang penyihir.
Racun sianida, yang saat itu sudah dikenal akan bahaya mematikannya jika dikonsumsi manusia dipilih.
Lewat berbagai trik tertentu, sang penyihir akhirnya terperdaya untuk memasukan makanan yang sudah dibubuhi racun ke dalam tubuhnya.
Namun, siapa sangka, racun tersebut seolah kalah beradu 'kesaktian' dengan sang penyihir, hingga sang bangsawan akhirnya harus mengotori tangan halus mereka dengan darah.
Sayangnya, kutukan dari sang penyihir, sebelum kematiannya, benar-benar terbukti dan pada akhirnya menghancurkan Kekaisaran Rusia untuk selama-lamanya.
Berikut ini kisahnya.
Grigori Yesimovich Rasputin, hampir setiap orang Rusia mengenal namanya. Kekuatan supranaturalnya amat ditakuti.
Tapi ia sekaligus orang yang dibenci. Tak sedikit orang yang menginginkan kematiannya.
“Andai saya dibunuh pembunuh biasa, terutama sesama petani Rusia, tidak perlu tahu,” ujar Rasputin, yang juga biasa disebut sebagai Rahib Gila, di Desember 1916 kepada pelindungnya, Kaisar Nicholas II dari Rusia.
“Tapi, jika saya dibunuh para Boyars (orang terhormat), dan mereka berhasil, tangan mereka akan tetap berlumuran darah … sesama saudara akan membunuh saudaranya dan mereka akan saling membunuh. Tidak ada lagi para penguasa terhormat di negeri ini.”
Rasputin, seorang petani jorok, kasar, penuh birahi, pemabuk berat yang terkenal memiliki daya hipnotis dan kekuatan penyembuhan yang ampuh, merupakan orang yang paling ditakuti dan dibenci di Rusia karena pengaruhnya terhadap keluarga kerajaan.
Kaisar, terutama istrinya Ratu Alexandra, sungguh menghormatinya karena percaya Rasputin secara ajaib berhasil menyelematkan putra mereka yang menderita hemofilia.
Pada 1914, Rasputin tetap hidup meski ditikam di lambungnya oleh seorang perempuan petani.
Kini, beberapa pangeran di istana yang dipimpin oleh Pangeran Felix Yusupov sedang sibuk menyusun rencana kematiannya.
Pada 29 Desember 1916, Rasputin diundang ke istana Yusupov. Mereka mengatur agar dia tiba terlebih dahulu lalu dijamu dengan anggur dan kue.
Sambil menunggu kedatangan tamu lainnya, Rasputin dengan lahap menikmati sajian yang ada tanpa rasa curiga bahwa makanan dan minuman itu telah diberi zat beracun potasium sianida.
Ketika Yusupov tiba dan melihat tamunya tidak terpengaruh racun tersebut, dia langsung menembaknya di punggung.
Rasputin terjatuh di lantai dan dinyatakan mati. Tak lama kemudian komplotan itu mengangkat jenazahnya dan membawanya ke Sungai Neva.
Tiba-tiba Rasputin hidup kembali dan sambil merangkak di atas tangan dan lututnya, dia berupaya mengejar Yusupov yang ketakutan naik ke atas tangga.
Setelah ditembak dua kali, rahib gila itu pun tumbang.
Merasa yakin bahwa akhirnya dia telah tewas, pangeran terhormat tadi menendang dan menyiksanya.
Dia membawa jenazah Rasputin ke sungai, lalu melemparnya ke lubang dalam es serta membenamkannya ke air yang dingin.
Mereka hampir tidak percaya bahwa Rasputin masih bernapas seperti sedia kala.
Ketika tubuhnya diangkat dua hari kemudian, tangan kanannya terletak di atas dadanya dengan tiga jemarinya memberi tanda pengampunan.
Ramalan tentang apa yang akan terjadi setelah kematian dan kutukannya terhadap para pembunuh di atas segera terlaksana seiring dengan pecahnya Revolusi Rusia tahun 1917.
Sesama saudara saling bunuh, dan tak ada lagi penguasa terhormat di Rusia.
(Moh. Habib Asyhad)