Advertorial
Intisari-Online.com - Bukan hal baru lagi jika ada warga Korea Utara yang memilih kabur dari negara tersebut, yang biasa disebut sebagai pembelot.
Namun, rupanya diantara pembelot Korea Utara, ada sosok yang mulanya begitu dekat dengan keluarga pemimpin tertinggi Korea Utara.
Dia adalah Lee Young-guk (57), yang merupakan mantan pengawalKim Jong Il, ayah Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Kini, Lee Young-guk tengah mengalami keadaan yang membuatnya khawatir.
Ia mengaku khawatir akan kehilangan nyawanya kalau dia dideportasi ke Korea Selatan setelah suakanya ditolak oleh Kanada.
Kim Jong Il berkuasa di Korea Utara sejak 1994 hingga 2011.
"Jika Kanada mengembalikan saya ke sana (Korea Selatan), saya akan mati," kata Lee sebagaimana dilansir dari Newsweek, Rabu (2/9/2020).
Menurut Star, Lee pertama kali melarikan diri dari Korea Utara pada 2000 dan melakukan perjalanan ke ibu kota Korea Selatan, Seoul.
Enam tahun kemudian, dia tiba di Toronto, Kanada, bersama dengan istri dan dua anaknya. Di sana, dia hendak mencari suaka.
Lee memberi tahu Star bahwa dia mulai bekerja sebagai pengawal Kim Jong Il pada 1978.
Setelah itu, dia menjadi penasihat militer sejak 1988 hingga 1991 sehabis menjadi pengawal Kim Jong Il selama 10 tahun.
Diberitakan Star, Lee menyatakan bahwa dia telah mencoba melarikan diri dari negara sosialis itu sebanyak dua kali.
Namun, dia ditangkap dalam percobaannya yang pertama dan dikirim ke kamp kerja paksa selama lima tahun.
"Di kamp konsentrasi Yodok, untuk bertahan hidup, untuk mendapatkan lebih banyak makanan, saya dengan sukarela membawa dan menguburkan narapidana yang meninggal di pegunungan," kata Lee kepada Star.
"Orang-orang akan bertanya satu sama lain, bahwa mereka dimakamkan dengan selembar catatan di botol obat yang berisi detail identitas pribadi mereka. Saya pribadi menguburkan lebih dari 300 mayat," sambung Lee.
Meski menerima ancaman dan penganiayaan saat tinggal di Korea Selatan, Dewan Imigrasi dan Pengungsi Kanada (IRB) menolak klaim suaka dalam keputusan yang dirilis pada 31 Juli.
Dewan itu menyatakan bahwa ia tidak memiliki kredibilitas setelah mencoba melepaskan diri dari rezim Korea Utara dan meremehkan hubungan Lee dengan Kim Jong Il sebagai penasihat militernya.
Brenda Lloyd, seorang juri suaka yang menolak permintaan Lee, menyatakan bahwa dewan menemukan kekurangan dokumentasi mengingat tuduhan Lee sangat serius dan klaimnya dalam dua buku yang dia tulis.
Salah satu buku yang ditulis Lee berjudul I Was Kim Jong Il's Bodyguard.
Dalam buku itu, Lee mengklaim bahwa dia mengadvokasi hak asasi manusia bagi warga Korea Utara selama tinggal di Korea Selatan.
Menurut Star, Lloyd mempertanyakan klaim Lee bahwa dia hampir diculik pada dua kesempatan terpisah saat tinggal di Korea Selatan yakni pada 2004 dan 2007.
Namun, Lee melaporkan percobaan penculikan dirinya pada 2014, di mana hal itu melewati batas waktu lima tahun menurut undang-undang (UU).
"Menunggu bertahun-tahun setelah insiden untuk mengajukan pengaduan tidak memiliki kredibilitas. Jika dia merasa terancam karena penculikan atau ancaman, tidak kredibel dia akan menunda selama bertahun-tahun," kata Lloyd dalam keputusannya menurut Star.
Dia menambahkan bahwa Lee kemungkinan besar tidak akan “dianiaya dan menjadi sasaran” dan perbuatan jahat lain selama di Korea Selatan.
Saat berbicara dengan Star pada Selasa (1/9/2020), Lee mengatakan dia kecewa dengan keputusan dewan.
“Dalam sistem diktator, jika Anda tidak mengikuti apa yang diperintahkan pemerintah untuk Anda lakukan, seluruh keluarga Anda dan Anda akan dihukum dan dihancurkan,” tambah Lee.
Dia menambahkan bahwa dia ingin mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Dalam email yang dikirim ke Newsweek, Wakil Direktur Human Rights Watch Divisi Asia Phil Robertson menyatakan bahwa Lee Young-guk selamat dari kamp penjara politik yang mematikan di Korea Utara.
Dia tidak percaya bahwa Kanada entah bagaimana tidak percaya narasi Lee adalah kredibel.
Robertson menambahkan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mencoba berbagai cara agar bisa berdamai dengan Korea Utara, termasuk menindak para pembelot Korea Utara yang telah menetap di Korea Selatan.
"Jadi Lee Young-guk memiliki kekhawatiran yang sah tentang bagaimana Seoul akan memperlakukannya saat kembali, terutama jika Kim Jong Un menuntut dia dikembalikan,” sambung Robertson.
Sehingga, menurutnya, Kanada seharusnya tidak mempertimbangkan untuk mengirim Lee ke mana pun tanpa mendapatkan jaminan konkret di atas kertas yang di bawah dalam keadaan apa pun dia tidak bisa dikirim kembali ke Korea Utara.
Newsweek menghubungi Dewan Imigrasi dan Pengungsi Kanada untuk memberikan komentar.
Namun dewan tersebut tidak menerima tanggapan hingga waktunya artikel diterbitkan.
Baca Juga: Tanpa Obat Penurun Panas, Ini yang Bisa Anda Lakukan untuk Mengatasi Demam pada Anak
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Eks Pengawal Ayah Kim Jong Un yang Membelot, Kini Khawatir Nyawanya di Ujung Tanduk
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari