Advertorial
Intisari-Online.com - Salah satu hal yang sering membuat orang-orang bergidik ngeri tentang Kim Jong-un adalah karena kisah eksekusi yang dilakukannya.
Terdapat beberapa kisah eksekusi yang dilakukan Kim Jong-un, salah satunya terhadap keluarganya sendiri.
Itu kisah eksekusi Jang Song-thaek, yang merupakan paman Kim Jong-un.
Jang Song-thaek yang dieksekusi tahun 2013, kabarnya telah dianggap mengkhianati rezim Kim Jong-un.
Kemudian beredar rumor bahwa istri Jang Song-thaek, Kim Kyong-hee, juga meninggal, ada yang menyebutnya bunuh diri atau meninggal karena serangan jantung.
Kim Kyong-hee merupakan adik Kim Jong-il, pemimpin Korea Utara terdahulu, juga bibi Kim Jong-un.
Mengutip Express.co.uk (6/1/2014), Kim Kyong-hee tidak muncul dalam acara untuk memperingati kematian saudara laki-lakinya Kim Jong-il pada 17 Desember 2013, dan sejak Septembr 2013 ia tidak terlihat di depan umum.
Namun, bak 'bangkit dari kematian', tiba-tiba Kim Kyong-hee muncul awal tahun 2020 bersama Kim Jong-un.
Melansir BBC melalui Grid Hype pada Minggu (27/1/2020), Kim Kyong-hee tampil di hadapan publik saat menikmati perayaan tahun baru.
Kim Kyong-hee terlihat duduk di samping istri Kim Jong Un, Ri Sol-ju, dan duduk sejajar dengan Kim Jong-un di sebuah teater di Pyongyang.
Tentu kemunculannya kembali mengejutkan orang-orang, terlebih ia terlihat di depan publik untuk pertama kalinya setelah 6 tahun, justru di samping sosok yang mengeksekusi suaminya.
Para ahli pun mengungkapkan berbagai spekulasi tentang alasan peristiwa tersebut.
Melansir Daily NK (2/5/2020), Beberapa orang berpendapat bahwa kemunculan kembali Kim Kyong-hee berarti Kim Jong Un akhirnya mulai berdiri sendiri.
Dengan kata lain, hanya karena dia merasa aman dalam genggaman kuatnya pada kekuasaan, dia memperkenalkan Kim Kyong-hee kembali ke mata publik meskipun hubungan mereka yang sulit.
Sementara yang lain mengklaim bahwa langkah itu bertujuan untuk mengumpulkan dukungan publik untuk 'serangan terobosan frontal' yang secara resmi diumumkan pada Rapat Pleno ke-5 Komite Sentral ke-7 Partai Buruh Korea (WPK), dengan memainkan ide-ide persatuan dalam Garis Darah Gunung Paektu dan keharmonisan keluarga.
Menurut Mun Sun Bo, peneliti di Institute for North Korean Studies melalui Daily NK, pada tingkat tertentu, analisisis tersebut masuk akal.
Korea Utara saat ini tampaknya meningkatkan upaya untuk menyatukan negara, mengadakan rapat umum yang menegaskan kembali 'serangan terobosan frontal' yang diusulkan oleh Kim Jong Un.
Menghadirkan sosok yang simbolis seperti Kim Kyong-hee pada saat seperti itu tidak hanya akan mengkonsolidasikan pemerintahan otokratis Kim Jong Un lebih jauh, tetapi juga akan menonjolkan sentimen anti-Amerika, memaksakan penghematan pada rakyat, dan memberikan pembenaran untuk 'serangan terobosan frontal.'
Menurutnya, dari perspektif lain, kebangkitan kembali Kim Kyong-hee justru menunjukkan fakta bahwa tingkat kendali Kim Jong-un atas rezim masih belum sempurna.
Pertama, waktu kemunculan kembali Kim Kyong-hee mencurigakan.
Jika Kim Jong-un benar-benar telah mengambil alih komando penuh rezim Korea Utara dan ingin menunjukkan kepercayaan dirinya, melakukannya segera setelah mengumumkan penyelesaian persenjataan nuklir Korea Utara pada akhir November 2017 akan jauh lebih tepat waktu.
Pada saat itu, ketegangan antara Korea Utara dan AS begitu tinggi sehingga perang tampaknya akan segera terjadi dan Korea Utara berulang kali menekankan 'posisi strategisnya'.
Fakta bahwa Kim Jong-un, yang sekarang dalam posisi defensif, memanggil seseorang yang simbolis seperti Kim Kyong-hee menunjukkan bahwa situasinya genting.
Menurut Mun Sun Bo, jika Kim Jong Un benar-benar ingin menunjukkan kepercayaan dirinya dalam 'berdiri sendiri' dan mencapai kendali penuh rezim, dia tidak perlu membawa Kim Kyong-hee kembali ke dunia nyata.
Menurutnya, fakta bahwa Kim Jong-un perlu meminjam 'cap' Kim Kyong-hee menunjukkan bahwa segalanya tidak berjalan baik untuknya.
Menurutnya, bahwa Kim Jong Un tiba-tiba menekankan persatuan internal, terobosan frontal, dan kebesaran garis keturunan Gunung Paektu, menunjukkan betapa tidak menguntungkannya keadaan internasional dan domestik baginya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari