China Ancang-ancang Senjatai Pasukannya dengan Peralatan Tercanggih di Musim Dingin, Tapi Militer India Akan Tetap Lebih Unggul Jika Pertempuran di Perbatasan Terjadi Karena Hal Ini

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Perselisihan China dan India di perbatasan Lembah Galwan belum juga berakhir, bahkan saat musim dingin tiba di daerah itu sekalipun.

Sebuah sumber Militer China mengatakan China memprioritaskan tentaranya di Tibet untuk persediaan musim dingin dan perlengkapan patroli.

Hal itu dilakukan saat ketegangan di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan China dengan India mengancam terjadi secara berlarut-larut.

Meskipun musim dingin bisa sajamemberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk melepaskan diri, namun pertempuran baru juga tidak dapat diabaikan bisa saja terjadi.

Baca Juga: Begini 5 Alasan Mengapa Tingkat Kematian Karena Covid-19 di Afrika Rendah, Patut Ditiru Apa yang Mereka Lakukan!

Sejak adanya bentrokan mematikan antara personel militer China dan India pada bulan Juni lalu, beberapa pembicaraan untuk memperoleh jalan keluar telah dilakukan, namun tanpa hasil.

Melansir SCMP, Sabtu (10/10/2020), sebuah sumber militer China mengatakan bahwa,jika biasanya militer Chinaterlebih dahulu memberikan unit peralatan terbaru pada tentara timur dan utara, kali ini pasukan garis depan di barat Tibet menjadi "prioritas utama" untuk departemen logistik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

"Perlengkapan tempur musim dingin baru yang diluncurkan pada 20 September telah diuji di Tibet, dan kemudian dimodifikasi dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasukan yang beroperasi di musim dingin Tibet," kata sumber itu.

Pasukan garis depan di Tibet telah dilengkapi dengan perlengkapan tempur tersebut.

Baca Juga: Saling Lempar Bom Mematikan hingga Buat Kota-kota Luluh Lantak, Perang Armenia-Azerbaijan Makin Brutal, Warga Setempat: Tapi Kenapa Dunia Diam?

"Departemen logistik juga mencari perlengkapan musim dingin lainnya dari unit militer lain yang ditempatkan di China utara yang dingin untuk memasok front Tibet terlebih dahulu," tambah mereka,namun tidak memberikan rincian.

Perlengkapan patroli musim dingin PLA yang baru mencakup tudung termal, pakaian pelatihan musim dingin, mantel, pakaian dalam yang menyerap kelembapan dan cepat kering, sarung tangan dan kaus kaki termal tahan air, kacamata antiglare, dan botol air termal multifungsi.

MediaPartai Komunis,People's Daily,melaporkan minggu ini bahwa PLA telah membangun barak baru.

Barak baru tersebut dilengkapi dengan pemanas musim dingin yang lebih baik dan pasokan oksigen untuk resimen pertahanan perbatasan yang ditempatkan di Tibet.

Didukung oleh energi matahari, barak tersebut dapat mempertahankan suhu ruangan 15 derajat Celcius bahkan jika suhu luar turun hingga minus 55 derajat Celcius.

Hal itu bertujuan untuk lebih mendukung operasi pelatihan, menurut laporan tersebut .

Komentator militer Song Zhongping mengatakan perlengkapan patroli baru itu “jauh lebih ringan dari versi sebelumnya” untuk mengurangi beban fisik.

Baca Juga: Hampir 3,5 Abad Jajah Indonesia, Banyak Benda Bersejarah Tanah Air yang Berada di Belanda, 'Kami Janji Akan Kembalikan 100.000 Benda Bersejarah Tersebut'

"Ini juga dilengkapi dengan kamuflase yang lebih baik khusus untuk dataran tinggi," katanya.

Suhu di wilayah Himalaya bisa turun di bawah minus 40 derajat mulai November dan seterusnya.

Salju lebat dan angin kencang memutus jalan pasokan utama hingga setengah tahun, menjadikan pasokan penting sebagai prioritas bagi pasukan yang ditempatkan di sana.

Meskipun komandan militer senior China dan Indiatelahberjanji untuk tidak mengirim pasukan lagike garis depan, tidak ada pihak yang menunjukkan tanda-tanda penarikan pasukan.

Kondisi selama musim dingin mungkin mendorong mereka untuk menjajaki pelepasan, "tetapi di lapangan, prosesnya akan sulit diterapkan", kata Profesor Swaran Singh dari sekolah studi internasional di Universitas Jawaharlal Nehru India.

"Kedua belah pihak memiliki pemahaman yang berbeda tentang banyak hal, termasuk di mana Garis Kontrol Aktual berada - posisi aslinya sebelum gerakan angkatan bersenjata," kata Singh.

“Musim dingin ini bisa menjadi kesempatan untuk 'membekukan' status quo dan memberikan waktu untuk pembicaraan pelepasan (pasukan),” tambahnya.

Tetapi meskipun musim dingin membuat 'tidak mungkin' terjadi perang habis-habisan, pertempuran kecil 'tetap menjadi kemungkinan' dengan masing-masing pihak saling curiga, kata Singh.

Baca Juga: Bukan Selalu 'Married by Accident', Begini Penjelasan Dokter Bila Usia Kehamilan Jauh Lebih Tua Dibanding Usia Pernikahan, Jangan Langsung Suudzon!

Peralatan musim dingin baru pasukan China "mungkin tidak memberi mereka keuntungan dalam pertempuran di alam liar", karena tentara India lebih terbiasa dengan kondisi musim dingin yang ekstrim dalam peperangan di dataran tinggi, katanya.

"Di India, ada perasaan bahwa jika terjadi pertempuran di musim dingin, pasukan dapat menunjukkan pengalaman mereka," kata Singh.

“Pasukan dataran tinggi kami (India) berlatih di ketinggian 9.000 kaki (2.700 meter) di Gulmarg, dibandingkan dengan pelatihan pasukan Tiongkok di 5.000 kaki di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.

“Ditambah apa yang membuat pasukan India percaya diri adalah bahwa mereka telah ditempatkan di Siachen (yang digambarkan sebagai medan perang tertinggi di dunia) selama 36 tahun terakhir.Pasukan China tidak memiliki pengalaman seperti itu. "

Tetapi Song mengatakan pelatihan di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet di ketinggian lebih dari 5.000 meter telah menjadi standar untuk persiapan peperangan di ketinggian PLA.

China bungkam tentang jumlah pasukannya di perbatasan, tetapi media pemerintah China melaporkanpelataran pesawat baru sedang dibangun dan beberapa rumah sakit di kota-kota Tibetdisiapkan untuk kemungkinan adanya korban militer.

Sedang India bulan ini membuka terowongan gunung sekitar 150 km (93 mil) dari tempat pasukan China ditempatkan di perbatasan Tibet, membuat pengangkutan pasokan ke garis depan jauh lebih mudah.

Militer India, juga, telah mengangkut persediaan termasuk pakaian musim dingin khusus, tenda, makanan dan bahan bakar sehingga pasukan perbatasannya dapat bertahan dalam kondisi tersebut selama enam bulan ke depan, menurut laporan media India.

“Sulit bagi orang luar untuk membandingkan upaya logistik kedua belah pihak di perbatasan,” kata Drew Thompson, peneliti senior tamu di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Universitas Nasional Singapura.

Thompson, mantan pejabat departemen pertahanan AS yang bertanggung jawab untuk mengelola hubungan dengan China, Taiwan, dan Mongolia, mengatakan itu karena India telah cukup transparan, sedangkan “kurang jelas persiapan apa yang telah dibuat oleh PLA, dan lebih sulit untuk memisahkan realitas dari propaganda China”.

Baca Juga: Bikin Anggota DPR Naik Pitam, Viral Gedungnya Mendadak Dijual di Toko Online Dengan Harga Tak Masuk Akal, Ternyata Gedung DPR yang Super Mewah itu Bukan Gedung Sembarangan

Artikel Terkait