Advertorial
Intisari-online.com -Monyet merupakan salah satu hewan yang dianggap paling mirip dengan manusia.
Bahkan dalam teori evolusi yang dipaparkan oleh Charles Darwin, mengatakan bahwa nenek moyang manusia sebenarnya adalah kera.
Terlepas dari kenyataan benar atau tidaknya, sebuah percobaan ilmiah yang menggunakan obyek manusia dan kera tahun lalu
Seperti dilansir dariDaily Mirror, pada 2019, para ilmuwan China berhasil menciptakan monyet jenis baru yang ditanami gen manusia.
Bahkan, hal itu menunjukkan hewan ini menjadi lebih cerdas dan sedikit mirip dengan manusia.
Alhasil, kontroversi ini telah memicu kemarahan dunia, karena sebelumnya China juga pernah membuat bayi dengan gen yang diedit.
Ilmuwan dunia, dan ahli genetika Universitas Coloradi, Jacquelin Glover, mengecam percobaan itu dan dianggap 'memanusiakan' binatang buas.
Namun, peneliti utama Su Bing dari Institut Ilmu Hewan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
Dijelaskan bahwa, percobaan ini ditinjau oleh dewan etika universitas dan telah mengikuti praktik ilmiah terbaik China dan internasional.
Serta standart hak-hak hewan Internasional.
"Dalam jangka panjang, penelitian dasar seperti itu juga akan memberikan informasi berharga untuk analisis etiologi dan pengobatan penyakit manusia, seperti autisme yang disebabkan perkembangan otak yang tidak normal," kata Su Bing padaCNN.
Analisis perilaku dan fisiologi monyet menunjukkan bahwa mereka berkembang dengan cara yang mirip manusia.
Dengan ingatan jangka pendek yang lebih baik dan waktu reaksi yang lebih cepat.
Dalam film Planet Kera, primata juga mengembangkan lebih banyak otak mirip manusia, yang memungkinkan mereka menghancurkan peradaban manusia.
Perdebatan tentang etika pengeditan gen pada hewan dan manusia mungkin berpotensi menyebabkan bahaya dan bencana, yang berkecamuk sejak lama dalam komunitas ilmiah.
Hanya enam bulan lalu, ilmuwan china telah menghasilkan manusia pertama yang lahir dengan genom yang diedit juga menyebabkan kemarahan ilmuwan dunia.
Apa yang disebut 'peneliti kejam' mengatakan ia menggunakan teknik penyuntingan gen untuk mengubah gen pada embrio manusia sebelum menanamkannya ke dalam rahim seorang wanita.
Dr He Jiankui mempresentasikan temuannya pada November 2018 di KTT Internasional Kedua tentang Pengeditan Genom Manusia di Universitas Hong Kong.
Dia banyak dikritik karena melanggar berbagai norma dan pedoman ilmiah dan etika yang berbeda.
Selain itu Daily Star juga pernah menyebutkan, China berencana menciptakan manusia dengan kekuatan super, juga dengan teknik pengeditan genetik.
Proyek manusia super yang dilakukan dengan teknik pengeditan gen.
Ditunjukkan untuk memajukan kinerja tentara.
Penulis itu mengatakan, "Sementara potensi CRISPR (pengeditan gen) untuk meningkatkan kemampuan manusia di medan perang tetapi itu baru hipotesis saat ini, ada indikasi peneliti China baru mulai engeksplorasi potensinya."
Ada spekulasi bahwa pengeditan gen digunakan China sebagai bagian latihan yang disponsori negara, untuk meningkatkan kognitif hewan.
Teknik pengeditan gen memang sudah dilakukan China pada hewan, salah satunya terapi hewan.
Namun, hal ini juga dilakukan China untuk menumbuhkan organ manusia, yang kerap dialamtkan China terkait perdagangan organ manusia.
"China memanfaatkan banyak aspek bioteknologi sebagai bagian proyek multi-disiplin, menggabungkan industri, institusi akademis, dan program militer," katanya.