Advertorial
Intisari-Online.com - Kasus virus corona (Covid-19) hampis menembus angka 300.000 kasus.
Hal ini setelah pemerintah mengumumkan tambahan kasus baru virus corna hingga Sabtu (3/10/2020).
Di mana penambahan pasien Covid-19 dalam sehari masih tinggi, yaitu di atas 4.000 orang.
Data pemerintah pada Sabtu pukul 12.00 WIB ini menunjukkan bahwa terdapat 4.007 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air kini berjumlah 299.506 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Informasi ini disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui data yang diterima wartawan pada Sabtu sore.
Data juga bisa diakses masyarakat di situs Covid19.go.id dan Kemkes.go.id, dengan update setiap sore.
Pasien sembuh dan meninggal
Meski kasus Covid-19 terus bertambah, harapan terlihat dengan banyaknya pasien Covid-19 yang sembuh.
Dalam sehari, ada penambahan 3.712 pasien Covid-19 yang sembuh dan dianggap tidak lagi terinfeksi virus corona.
Mereka dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.
Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh kini ada225.052 orang.
Akan tetapi, pemerintah juga mengabarkan duka dengan masih adanya pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Pada periode 2 - 3 Oktober 2020, terdapat 83 pasien Covid-19 yang tutup usia.
Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini berjumlah 11.055 orang sejak awal pandemi.
Data tersebut juga memperlihatkan bahwa saat ini terdapat 63.399 kasus aktif Covid-19.
Selain kasus aktif, pemerintah menyatakan bahwa saat ini ada 139.099 orang yang berstatus suspek.
Pernyataan Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo menilai lockdown di tingkat kota, kabupaten, dan provinsi, bukan solusi tepat untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
Pasalnya, menurut Jokowi, lockdown di tingkat kota, kabupaten, dan provinsi dapat mengorbankan kehidupan masyarakat.
"Tidak perlu sok-sokan akan me-lockdown provinsi, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten, karena akan mengorbankan kehidupan masyarakat," kata Jokowi dalam video yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/10/2020).
Jokowi menuturkan, strategi pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 adalah mencari titik keseimbangan antara kepentingan kesehatan masyarakat dan kepentingan ekonomi.
Untuk itu, Jokowi menekankan pentingnya penerapan pembatasan sosial berskala mikro atau micro-lockdown ketimbang melakukan lockdown di tingkat kota, kabupaten atau provinsi.
"Kita buat lebih terarah, spesifik, fokus, tajam untuk mengatasi masalah Covid tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat, ini yang harus kita lakukan," kata Jokowi.
Jokowi juga meminta publik untuk tidak menganggap Pemerintah bersikap mencla-mencle terkait penyesuaian kebijakan di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi itu mengingatkan, pandemi Covid-19 merupakan masalah baru yang terjadi di seluruh negara di mana belum ada negara yang dapat mengklaim telah memiliki solusi terbaik.
"Tiap negara juga berbeda-beda masalahnya, berbeda cara dalam menanganinya."
"Jadi kita pun harus terus menyesuaikan diri mencari cara terbaik yang paling cocok dengan situasi kita," kata Jokowi.
(Ardito Ramadhan)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "UPDATE: Bertambah 4.007, Kasus Covid-19 Indonesia Mendekati 300.000" dan "Jokowi: Tidak Perlu Sok-sokan Me-lockdown Provinsi")