Advertorial
Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak hanya menjadi orang nomor satu di AS.
Akan tetapi Trump juga menjadi salah satu orang paling berkuasa di dunia.
Mengingat AS merupakan salah satu negara terkuat di dunia. Dari segi ekonomi hingga militer.
Jadi jangan heran, segala berita mengenai Trump pasti akan selalu menjadi perhatian dunia.
Termasuk berita bahwa Trump dan istrinya, Melania, terinfeksi virus corona (Covid-19).
Ada banyak dampak yang dirasakan pemerintah AS dan tentu saja warga dunia.
Pertama soal apakah Trump mampu mengemban tugasnya sebagai Presiden AS.
Jika tidak, maka wewenang akan jatuh ke Wakil Presiden AS Mike Pence.
Sebab, Pence dan istrinya sudah dikonfirmasi negatif virus corona.
Bagaimana pun juga harus ada yang memegang wewenang tertinggi di AS. Atau negara adidaya itu bisa 'berbahaya'.
Kedua, pasca Trump dinyatakan positif Covid-19, saham AS langsung merosot tajam.
Dilansir daribnnbloomberg.ca pada Sabtu (3/10/2020), saham AS merosot dalam perdagangan yang bergejolak.
Ini karena investor mempertimbangkan implikasi dari Presiden Trump terjangkit virus corona.
Beberapa perusahan besar juga mengalami penurunan.
Nasdaq 100 (indeks pasar saham yang terdiri dari 100 perusahaan non-finansial terbesar) memimpin kerugian di tengah penurunan untuk perusahaan teknologi termasuk Apple, Microsoft dan Amazon.com.
Minyak mentah jatuh untuk hari Sabtu ini.
Yen, yang sering dilihat sebagai tempat berlindung pada saat tekanan pasar, naik tipis di tengah meningkatnya ketidakpastian menjelang pemilihan Presiden Trump.
Pedagang telah bersiap menghadapi gejolak menjelang pemungutan suara dan di bulan-bulan berikutnya, dan Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, melonjak paling tinggi dalam satu bulan pada satu titik hari Jumat sebelum mengupas kenaikan.
“Ini benar-benar meningkatkan pentingnya untuk menyelesaikan stimulus fiskal dan untuk memastikan orang memiliki akses ke tunjangan pengangguran yang ditingkatkan,"kata Anastasia Amoroso, kepala strategi tematik lintas aset di JPMorgan Private Bank, dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television.
Sebenarnya, kondisi saham AS naik turun di tengah pandemi virus corona ini.
Misalnya ketika New York memiliki jumlah kasus tertinggi di dunia pada bulan Mei lalu.
Atau ketika ASdikatakan berada pada "titik kritis" dengan infeksi Covid-19 yang terus meningkat.
Akibatnya, ribuan orang di PHK pada minggu ini dan menunjukkan bagaimana perusahaan masih bergumul dengan penyesuaian yang diperlukan untuk bertahan hidup.
Pemerintah sendiri mendesak maskapai penerbangan untuk menunda PHK, dengan mengatakan paket bantuan sedang dalam perjalanan.
Sementara DPR akan mengesahkan tagihan maskapai penerbangan yang berdiri sendiri atau memasukkan keringanan dalam paket stimulus yang lebih luas, katanya.
Kondisi Trump sendiri dilaporkan baik-baik saja. Diahanya mengalami gejala ringan.
Namun pada Jumat petang, Trump sudah dipindahkan ke rumah sakit guna mendapat perawatan lebih baik.
Akan tetapi investor akan memantai kondisi kesehatan Trump dan penyebaran virus corona hingga akhir pekan ini.
“Sejauh pemerintahan berfungsi normal, tapi pasar saham akan khawatir. Hanya saja tidak perlu panik,” kata Chris Zaccarelli, kepala investasi untuk Independent Advisor Alliance.
"Namun, insiden ini menyoroti bagaimana Covid-19 terus menjadi ancaman bagi ekonomi dan pasar."