Ia tidak membantah 9 dakwaan pembunuhan, dengan berkata itu "semua benar", lapor NHK.
Dia juga menghadapi tuduhan pemerkosaan, menurut laporan-laporan media setempat.
Shiraishi dituduh memakai Twitter untuk menghubungi korban berusia 15-26 tahun yang mengunggah niatan bunuh diri mereka secara online.
Ia memberitahu korban bahwa dia dapat membantu menjalankan rencana bunuh dirinya, atau bahkan ikut mati bersama mereka.
Jika terbukti melakukan pembunuhan, Shiraishi akan dihukum mati yang dilakukan dengan cara digantung di Jepang.
Namun pengacaranya ingin dakwaan terhadap kliennya diringankan menjadi "pembunuhan dengan persetujuan", yang berujung hukuman penjara antara 6 bulan sampai 7 tahun.
Dalam wawancara dengan harian Mainichi Shimbun, Shiraishi mengatakan dia tidak sepakat dengan pengacaranya dan akan memberitahu jaksa bahwa dia "membunuh tanpa persetujuan".
"Ada luka memar di belakang kepala korban, artinya tidak ada persetujuan dan saya lakukan agar mereka tidak melawan," katanya dalam komentar yang dipublikasikan Rabu (30/9/2020).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR