Advertorial
Intisari-Online.com - Sudah sejak lama Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) bermusuhan.
Walau sempat beberapa kali bekerja sama, nyatanya ada saja permasalan di antara keduanya yang membuat konflik kembali memanas.
Sebelum ada kejadian di mana adik Kim Jong-un, Kim Yo Jong meledakkan gedung di Korsel.
Lalu kejadian baru-baru ini.
Di manaseorang pegawai negeri Korea Selatan tewas dalam penembakan oleh pasukan Korea Utara.
Atas kejadian ini, Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un meminta maaf.
Hal ini disampaikan Presiden KoreaSelatan Moon Jae-in baru-baru saat menyampaikan pidatobelasungkawanya.
Ia menyebutnya sebagai insiden yang disesalkan dan disayangkan.
Namun, seperti dikutipYonhap, Senin (28/9/2020), Moon mencatat permintaan maaf pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang sangat tidak biasa atas insiden tersebut.
Moon mengatakan, permintaan maaf itu mencerminkan niat Kim Jong-un untuk menghindari kerusakan dalam hubungan antar-Korea.
Moon menekankan perlunya menemukan kebenaran di balik insiden itu dan mencari cara-cara "substantif" untuk mencegah terulangnya kasus semacam itu.
Sebelumnya, Korea Utara menembak mati dan kemudian membakar tubuh seorang pejabat Korea Selatan yang hilang.
Militer Korea Selatan, Kamis (24/9/2020), mengutuk pembunuhan tersebut dan menuntut hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab.
Jarang terjadi
Di luar dugaan banyak pihak, Kim Jong-un mengatakan penyesalannya atas kematian seorang warga Korea Selatan yang dilaporkan hilang.
MelansirReuters, Korut mengakui telah melakukan aksi penembakan terhadap warga yang ternyata merupakan pejabat perikanan Korsel.
Departemen Front Bersatu Korea Utara, yang bertanggung jawab atas hubungan lintas batas kedua Korea, melayangkan surat ke kantor Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Surat itu datang sehari setelah pejabat Seoul mengatakan tentara Korea Utara membunuh seorang warga Korea Selatan sebelum menyiram tubuhnya dengan minyak, lalu membakarnya.
Menurut isi surat tersebut, tentara Korut melepaskan lebih dari 10 tembakan ke pria itu setelah dia tidak mengungkapkan identitasnya dan mencoba melarikan diri.
Sebelumnya diberitakan, melansirBBC, Seoul mengatakan, pejabat yang bekerja untuk departemen perikanan, menghilang dari kapal patroli dekat perbatasan dan kemudian ditemukan di perairan Utara.
Menurut Kementerian Pertahanan Korsel, tentara Korut menembaknya, kemudian menuangkan minyak ke tubuhnya lalu membakarnya.
Tindakan itu diyakini sebagai tindakan anti-virus corona.
Perbatasan antara Korea diawasi dengan ketat, dan Korut diperkirakan memiliki kebijakan "tembak-untuk-bunuh" demi mencegah Covid-19 memasuki negara itu.
Insiden itu merupakan kali kedua pasukan Korut menembak dan membunuh seorang warga sipil Korea Selatan.
Pada Juli 2008, seorang turis ditembak oleh seorang tentara di Gunung Kumgang.
(Khomarul Hidayat/Barratut Taqiyyah Rafie)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Kim Jong Un minta maaf, Korea Selatan berharap duo Korea bisa lanjutkan dialog" dan "Banyak yang tak menyangka, Kim Jong Un minta maaf ke Korsel atas kejadian ini")