Advertorial
Intisari-online.com - Saat dunia fokus melihat perselisihan, China dan Amerika, Turki dengan Yunani atau, sengketa di Laut China Selatan.
Baru-baru ini ada kabar cukup menggemparkan di mana negara kecil Armenia dan Azerbaijan sudah lakukan peperangan.
Dua negara kecil ini padahal nyaris tak pernah disorot dunia, namun keduanya sudah lakukan peperangan dalam skala yang tidak main-main.
Menurut DW, pada Senin (28/9/20), sedikitnya ada 23 orang yang tewas pada hari pertama peperangan.
Republik Artsakh yang pro-Armenia yang menguasai wilayah Nagormo-Karabakh, mengonfirmasi ada 16 tentara tewas dan 100 terluka.
Baik Armenia dan Azebaijan memastikan adanya korban sipil dalam pertempuran tersebut.
Beberapa jam setelah pecahnya perang Armenia dan Azerbaijan mengumumkan darurat militer, dan mobilisasi umum.
Pihak Azerbaijan menuduh penembakan itu menewaskan 5 orang dalam satu keluarga.
Azerbaijan telah mengklaim dan menguasai setidaknya tujuh desa di Nagormo-Karabakh.
Republik Artsakh awalnya membantah, tetapi kemudian mengakui telah kehilangan beberapa posisi di wilayah tersebut.
Kementerian Pertahanan Armenia mengumumkan telah menembak jatuh 4 helikopter Azerbaijan, 15 pesawat tak berawak, menghancurkan 10 tank dan kendaraan tempur lapis baja.
Dalam video yang beredar di media sosial, sedikitnya 5 tank Azerbaijan dibombardir dengan tembakan yang salah satunya terbakar dengan hebat.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengonfirmasi bahwa klaim Armenia itu salah, mengonfirmasi hanya satu helikopter yang ditembak jatuh tetapi pilotnya selamat.
Azerbaijan juga mengumumkan penghancuran 12 kompleks pertahanan udara jarak pendek Armenia 2K33 Osa (SA-8).
Mereka juga merilis video yang menunjukkan drone menghancurkan setidaknya satu dari rudal ini.
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengklaim bahwa tank, artileri, jet tempur, dan sistem misilnya berada jauh di dalam wilayah yang dikendalikan oleh Armenia.
"Kami menghancurkan 12 sistem pertahanan udara Armenia dan menembak jatuh 1 helikopter", Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan.
Sejak memisahkan diri dari Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan terus menerus berselisihtentang kedaulatan.
Pada tahun 1991, wilayah Nagorno-Karabakh dengan sejumlah besar orang Armenia mengadakan referendum, terpisah dari Azerbaijan.
Republik Artsakh yang pro-Armenia kemudian didirikan.Pada akhir konflik 1988-1994, Persatuan Armenia dan Republik Artsakh mengalahkan Azerbaijan.
Namun, Azerbaijan sejauh ini mengklaim kedaulatan atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Azerbaijan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap Republik Artsakh dan bertekad untuk merebut kembali kedaulatan, yang menyebabkan banyak konflik individu yang tersebar hingga 2016.
Mayoritas orang Armenia beragama Katolik, sedangkan Azerbaijan adalah Muslim.
Rusia telah meminta kedua belah pihak untuk segera menghentikan tembakan, sementara Turki mengklaim mendukung Azerbaijan.