Advertorial
Intisari-Online.com - Setelah muncul rumor Rabu pagi ini (23/9/2020), drama politik Malaysia seolah memasuki babak terbaru.
Rumor itu mengatakan bahwa pemimpin oposisi Anwar Ibrahim telah memiliki mayoritas untuk menjadi Perdana Menteri baru Malaysia.
Malaysia Kini yang pertama sekali melaporkan isu ini menyebut salah satu sumber yang dekat dengan Anwar mengatakan benar bahwa Anwar telah berhasil mengumpulkan jumlah parlementarian yang cukup.
Diperlukan minimal 112 kursi untuk membentuk pemerintahan di Malaysia. Koalisi berkuasa Perikatan Nasional pimpinan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin memiliki mayoritas sangat tipis 113 kursi.
Koalisi oposisi Pakatan Harapan yang terdiri dari Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar, Partai Aksi Demokratik (DAP) dan Partai Amanah memiliki 91 kursi.
Jika ditambah dengan Partai Pejuang pimpinan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, Partai Warisan yang berkuasa di negara bagian Sabah pimpinan Menteri Besar Shafie Apdal, dan Aliansi Demokratik Bersatu Malaysia (MUDA) pimpinan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq, total kursi oposisi adalah 109 kursi.
Anwar dijadwalkan akan menyampaikan konferensi pers di Hotel Le Meridien, Kuala Lumpur, pada pukul 12 siang waktu setempat.
Sumber lain menurut Harian Berbahasa Mandarin Sin Chew Daily menyebut Anwar telah mengamankan dukungan 123 dari 222 parlementarian di Dewan Rakyat.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Tanda Tubuh Kekurangan Asam Folat, Hati-hati Ibu Hamil
Dukungan terkrusial yang berhasil diamankan oleh Presiden Partai Keadilan Rakyat itu adalah dari koalisi Gabungan Partai Sarawak (GPS) yang merupakan kingmaker. GPS mengontrol 18 kursi parlemen.
Disebutkan juga bahwa Anwar berhasil merayu sejumlah parlementarian dari Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) untuk mengubah haluan politik mereka.
Anwar dilaporkan akan segera menjumpai Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah untuk menginformasikan perkembangan politik ini sekaligus meminta mandat untuk membentuk pemerintahan baru.
Belum diketahui komposisi jelas dari Koalisi Pakatan Harapan jika memang benar kembali ke pucuk kekuasaan, 7 bulan, setelah kolaps pada akhir Februari lalu.
Tidak diketahui apakah Mahathir Mohamad, Shafie dan Syed Saddiq akan bergabung dalam pemerintahan baru ini.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin sendiri dijadwalkan juga akan menyampaikan pidato khusus pada pukul 14.30 waktu setempat.
Perlu diketahui, Mahathir Mohamad yang saat itu masih menjabat menjadi Perdana Menteri Malaysia pernah berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada penerusnya, Anwar Ibrahim, meskipun Anwar baru saja mendapat tuduhan baru kasus pelecehan seksual.
Akan tetapi, menurut Mahathir kepada kantor berita Reuters dalam wawancara khusus, kekuasaan tidak diserahkan sebelum pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di mana Malaysia menjadi tuan rumahnya.
"Saya telah berjanji untuk menyerahkan (kepemimpinan) dan itu akan saya lakukan. Saya berpikir, kalau saya serahkan sebelum pertemuan puncak APEC, itu akan jadi gangguan," ungkap Mahathir.
"Sejauh yang saya ketahui, saya mundur dan saya menyerahkan tongkat kepemimpinan kepadanya. Jika rakyat tidak menginginkannya, itu persoalan mereka, tetapi saya akan melakukan apa yang telah saya janjikan... terlepas dari tuduhan apapun yang muncul. Saya telah berjanji, saya akan menepatinya."
Namun, pada kenyataannya Mahathir enggan menepati janjinya. Ia malah mengundurkan diri dari posisi PM Malaysia dan digantikan oleh Muhyiddin Yassin.
Kontributor Singapura, Ericssen
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gulingkan Muhyiddin, Anwar Ibrahim akan Jadi Perdana Menteri Baru Malaysia?"