Advertorial
Intisari-Online.com - Dalam satu hari pada minggu lalu,19 pesawat angkatan udara China termasuk 12 jet tempur J-16 menyeberang ke sisi Taiwan.
Artinya China memasuki wilayah 'garis median'yang membagi Selat Taiwan, batas laut antara Taiwan dan China.
Selain itu,angkatan udara China juga mengirim dua pesawat anti-kapal selam Y-8 ke wilayah barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Dua aksi nekat China itu pun membuat berang pemerintah Taiwan.
Sehingga, Menteri Luar Negeri Taiwan,Joseph Wu, memperingatkan China untuk "mundur"
Dalam sebuah tweet, dia berkata: "Saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutukChina."
"Ini karena kata-kata dan tindakannya yang berbahaya dan provokatif yang mengancam perdamaian dan status quo Taiwan."
Lalu apa komentar China?
Pemerintah China sejak awal mengatakan bahwa mereka tidakmengakui garis median.
Garis itu juga menjadi salah satu akar masalah kedua belah pihak.
Buruknya,Pemerintah China juga menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah China.
Padahalnegara kepulauan seluas 100 mil di lepas pantai timur daratan China itubersikeras bahwa mereka adalah negara merdeka.
Sebab, Taiwan memiliki pemerintahan sendiri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Beijing Wang Wenbin menegaskan sekali lagi bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah China."
"Sehingga ppa yang disebut "garis median" tidak ada."
Mendengar sikap China terhadapgaris median, Joseph Wu membalas.
“Garis median telah menjadi simbol untuk mencegah konflik militer dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan selama bertahun-tahun," jelasnya.
"Oleh karenanya, komentar kementerian luar negeri China sama dengan menghancurkan status quo."
Situasi antaraChina dan Taiwan semakin memburuk setelah Amerika Serikat (AS)terlibat dalam pembicaraan diplomatik tingkat tinggi dengan Taiwan.
China, yang memang bermusuhan dengan AS, marah atasketerlibatan resmi antara Taiwan dan AS.
Menurut kementerian luar negerinya, itu dianggap sebagai "provokasi politik".
Beijing juga khawatir akan peningkatan hubungan kedua negara yang semakin memungkinkan Taiwan untuk merdeka atau semakin jauh dari mereka.
Misalnya pada Agustus, di mana AS mengirim Alex Azar, sekretaris kesehatan negara AS ke Taiwan untuk membahas virus corona dan masalah lainnya.
Dari kunjungan tersebut, juru bicara Urusan Luar Negeri China Zhao Lijian memperingatkan China "dengan tegas menentang" pertemuan antara kedua negara.
"Ini adalah masalah China. Sehinggaorang di Amerika Serikat tidak boleh memiliki ilusi dan angan-angan."
"Mereka yang bermain api akan terbakar," tegasnya.