Advertorial
Intisari-Online.com - Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian untuk menjalin hubungan formal dengan Israel pada Selasa lalu.
Ini berarti kedua negara Arab tersebut merupakan negara Arab pertama dalamseperempat abad yang melakukannya.
Hal ini tak terlepas dari tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dilansir dari asia.nikkei.com pada Sabtu (19/9/2020), bahkan Trump mengizinkan Gedung Putih menjadi tempat penandatangan tersebut.
UEA adalah negara yang pertama setuju untuk berdamai dengan Israel.
Kemudian Bahrain setuju untuk penyelesaian sengketa Israel terkait dengan Palestina.
Di depan ratusan orang di halaman Gedung Putih, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menandatangani kesepakatan damai dengan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani.
Tentu saja kesepakatan damai tersebut dikecam oleh Palestina.
Sebab, dulu ada perjanjian bahwa negara-negara Arab di Timor Tengah tidak akan memaafkan Israel karena telah menyerang Palestina.
Namun sepertinya beberapa negara sudah berubah pikiran.
Misalnya Mesir yangmenandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979.
Lalu disusulYordania pada 1994.
Ke depannya, diharapkan negara-negara Arab lainnya akan melakukan hal serupa,
Trump berkata, "Kami akan memiliki setidaknya lima atau enam negara yang akan melakukan hal serupa."
"Di mana mereka sepakat untuk berdamai dengan Israel."
Kemudian Trump mengatakan kepada wartawan bahwa negara Teluk Arab ketiga yang akan bekerja sama adalah Arab Saudi.
Hanya saja, Kerajaan Arab Saudi masih belum menyatakannya dengan resmi.
Jika Arab Saudi benar-benar berdamai dengan Israel, maka Palestina akan kehilangan salah satu sekutu terbesarnya.
Sebab,Arab Saudi adalah kekuatan terbesar di Timor Tengah.
Negara ini memiliki tempat paling suci Islam dan memegang eksportir minyak terbesar di dunia.
Terakhir, Trump mengatakan bahwa di masa depan Amerika Serikat (AS) akan menjadi negara terdepan yang membicarakan perdamaian.
"Kami hadir untuk mengubah jalannya sejarah," kata Trump dari balkon Gedung Putih.
"Ini adalahlangkah besar di mana orang-orang dari semua agama dan latar belakang hidup bersama dalam damai dan kemakmuran."
"Kita semua akan bekerja sama, karena kita adalah teman."