Tak lama itu serangan pertama Belanda dilakukan kepada kaum Padri. Serangan tersebut mampu memukul mundur kaum Padri keluar dari Pagaruyung.
Kemudian Belanda membangun benteng pertahanan di Batusangkar dengan nama Fort Van der Capellen.
Sementara itu kaum Padri menyusun strategi dan kekuatan di Lintau.
Pada 1822, pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Goffinet oleh kaum Padri. Dalam peristiwa itu Kapten Goffinet terluka dan tewas.
Pada September 1822, Belanda kembali ke Batusangkar setelah tertekan oleh serangan kaum Padri yang dipimpin Tuanku Nan Renceh.
Namun keterlibatan Belanda membuat keadaan semakin kacau dan rumit. Karena Belanda malah ikut mencampuri kaut Adat.
Pada 1833, kaum Adat bergabung dengan Kaum Padri dan bersama-sama berjuang melawan Belanda.
Gencatan Senjata
Pada Januari 1825, terjadi gencatan senjata dengan adanya Perjanjian Masang. Karena
Belanda menyadari menghadai peperangan yang berat.
Baca Juga: Lima Warung Kopi Legendaris Indonesia yang Sudah Ada Sejak 1920-an, Cita Rasanya Otentik
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR