Berliku dinamakan seperti burung yang bernyanyi setiap pagi, ia diberi julukan oleh pemimpin perlawanan karena dia suka menyanyi dan menggubah lagu saat jeda dalam pertempuran, dikutip dari Aljazeera.
Selain untuk menghibur di tengah ketegangan pertempuran, rupanya Berliku juga menggunakan musik sebagai 'senjata' perlawanan dan menyebarkannya ke masyarakat.
"Musik atau alat apa pun yang bisa kita peroleh untuk melawan orang Indonesia," katanya.
Di pegunungan, tidak ada studio musik, jadi mereka merekam dengan tape recorder portabel di gua tempat mereka tinggal.
"Tujuannya saat itu adalah menyelundupkan musik keluar dari Timor untuk perlawanan di luar negeri," kata Berliku.
"Untuk menginspirasi dan mendidik orang-orang di luar Timor serta mendorong penduduk di seluruh negeri," lanjutnya.
Musik pun menjadi sumber perlindungan ketika ia merasakan 'ditinggalkan' oleh seluruh dunia.
"Mencari perlindungan pada musik yang merupakan cara untuk menyampaikan berita perjuangan Timor kepada dunia," katanya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR