Advertorial

Sering Simpan Tomat di Dalam Kulkas? Hentikan Kebiasaan Itu Mulai Sekarang, Sebab Bahayanya Tidak Main-main

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Apakah Anda menyukai tomat?

Perlu Anda tahu bahwa tomat adalahsalah satu sayuran populer di dunia.

Bahkan tomat juga masuk dalam daftar menu diet.

Alasannyakarena tomat kaya flavonoid dan phyto chemical lain yang memiliki sifat anti karsogenik dan menyehatkan lainnya.

Baca Juga: Tidak Disangka Sama Sekali, Cukup Letakkan Telur Ayam di Atas Beras Tiap Hari, Dijamin Anda Akan Melihat Hal Menakjubkan Ini

Selain itu, tomat mengandung banyak manfaat kesehatan.

Tomat mengandung beragam nutrisi bermanfaat dan antioksidan, termasuk asam alpha-lipoic, lycopene, kolin, asam folat, betakaroten dan lutein.

JikaAnda biasanya menyimpan tomat di kulkas, Anda mungkin memerhatikan perubahan pada rasa dan teksturnya.

Rasa tomat adalah adalah hasil dari campuran gula, asam dan volatile.

Baca Juga: Diminta Mundur KarenaRezimnya Sudah Berkuasa Selama 26 Tahun, Presiden Belarusia Tak Mau, Malah Minta Bantuan Putin Agar BisaTetapBerkuasa

Volatile bertanggung jawab untuk membuat rasa pada tomat.

Menyimpan tomat di bawah sekitar 50 atau 55 derajat fahrenheit menyebabkan senyawa ini hilang.

Para peneliti di Prancis menemukan bahwa tomat yang disimpan pada suhu 68 derajat fahrenheit tidak hanya mempertahankan volatile yang ada, tetapi ini sebenarnya terus menghasilkan lebih banyak.

Saat Anda mendinginkan tomat, selaput di dinding sel menjadi rusakyang mengarah ke tekstur lembek secara keseluruhan.

Sebagai gantinya, Anda harus menyimpan tomat pada suhu ruangan dan hindarkan dari sinar matahari.

Di sisi lain, saat tomat disimpan pada suhu lemari es (39 derajat F) selama penelitian, volatilnya mulai rusak.

Tomat bisa bantu turunkan tekanan darah

Tomat termasuk dalam golongan buah maupun sayur.

Baca Juga: Dilaporkan Pentagon Akan BangunFasilitas Militer di Indonesia dan Negara Lain, China Marah Besar, 'JustruAS yang JadiAncaman Terbesar bagi Perdamaian Dunia'

Keduanya tetap enak dan pastinya bergizi.

Kadar tekanan darah yang sehat bisa dicapai dengan rutin mengonsumsi segelas jus tomat setiap hari.

Demikian menurut kesimpulan awal sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang.

Studi selama setahun itu menyimpulkan, partisipan yang minum secangkir jus tomat tanpa tambahan garam atau gula, setiap hari selama 12 bulan, mengalami penurunan tekanan darah.

Kelompok partisipan itu juga mendapatkan manfaat lain, yakni turunnya kadar kolesterol jahat (LDL).

Kedua faktor itu, yaitu tekanan darah dan kolesterol yang terjaga akan menghindarkan kita dari penyakit jantung.

Penelitian itu dilakukan oleh tim dari Jepang yang melibatkan 184 pria dan 297 wanita.

Para partisipan itu diperbolehkan minum jus tomat sebanyak yang mereka mau.Durasi penelitian itu selama setahun.

Para peserta diminta mencatat berapa banyak mereka minum jus tomat dan melaporkannya setiap tiga bulan.

Baca Juga: Tanpa Lockdown, Boleh Bekerja di Kantor, hingga Sekolah Tetap Dibuka, Swedia Bisa Jinakkan Penyebaran Virus Corona, Kebiasaan Baik Ini Jadi Kuncinya, Mari Kita Tiru

Di akhir masa penelitian, sebanyak 94 partisipan yang di awal studi memiliki hipertensi yang tidak diobati, mengalami penurunan tekanan darah diastolic (bacaan bawah) dari 83,3 menjadi 80.9 mmHg.

Walau penurunan itu terlihat kecil, namun menurut pakar, hal ini cukup untuk mengurangi tahap hipertensi dari yang sebelumnya tahap dua menjadi tahap satu.

Penelitian ini didanai oleh Kikkoman Corporation, yang terkenal sebagai pembuat berbagai kecap asin dan juga pemegang hak pemasaran Del Monte dan jus tomat di Asia.

Kelemahan lain dari penelitian ini adalah tidak dilakukannya analisis pola makan para peserta studi.

Jadi, sulit diketahui apakah perubahan itu karena konsumsi jus atau manfaat lain dari modifikasi pola makan.

(Nila Kusuma Pratiwi)

(Artikel ini sudah tayang di nakita.grid.id dengan judul "Jangan Memasukkan Tomat dalam Kulkas, Ini Alasannya!")

Baca Juga: Diklaim Jadi Negara Teraman dari Covid-19, Justru Israel Kembali Terapkan Lockdown, Bahkan Menkesnya Mundur Karena Tak Sanggup Hadapi Pandemi Virus Corona

Artikel Terkait