Diminta Mundur Karena Rezimnya Sudah Berkuasa Selama 26 Tahun, Presiden Belarusia Tak Mau, Malah Minta Bantuan Putin Agar Bisa Tetap Berkuasa

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Masih ingat berapa tahun Presiden Soeharto memimpin Indonesia?

Tercatat, Soeharto menjadi presiden Indonesia sejak tahun 1967 sampai 1998.

Artinya Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun.

Selain Soeharto ada beberapa pemimpin negara yang memimpin dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Tanpa Lockdown, Boleh Bekerja di Kantor, hingga Sekolah Tetap Dibuka, Swedia Bisa Jinakkan Penyebaran Virus Corona, Kebiasaan Baik Ini Jadi Kuncinya, Mari Kita Tiru

Alexander Lukashenko salah satunya.

Di mana Alexander Lukashenko adalah Presiden Belarusia sejak Juli 1994.

Berarti dia sudah memimpin Belarusia selama 26 tahun lamanya.

Diketahui, ia pertama kali dipilih pada 1994 dan pemerintahannya terkenal kontroversial.

Dan sepertinya Presiden Alexander Lukashenko belum mau mundur.

Baca Juga: Diklaim Jadi Negara Teraman dari Covid-19, Justru Israel Kembali Terapkan Lockdown, Bahkan Menkesnya Mundur Karena Tak Sanggup Hadapi Pandemi Virus Corona

Bahkan dia akan meminta dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan penting pada hari Senin setelah akhir pekan kelima berturut-turut protes besar menuntut agar ia mundur.

Lukashenko, menghadapi krisis paling parah dalam 26 tahun masa kekuasaannya, akan melakukan perjalanan ke resor Laut Hitam Rusia di Sochi dengan nasib di tangan Putin.

Dukungan ekonomi dan militer dari Moskow dapat membantu memberi keseimbangan yang menguntungkannya karena pasukan keamanannya menindak keras oposisi.

Oposisi Belarusia menuduh Lukashenko mencurangi pemilihan presiden bulan lalu, yang menurutnya dia menang secara adil dengan 80% suara.

Sejak itu, ribuan orang telah ditangkap dan hampir semua pemimpin utama oposisi telah ditahan, dideportasi atau dipaksa meninggalkan negara itu.

Setidaknya 100.000 pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota Minsk pada hari Minggu, mengejek Lukashenko dengan teriakan "Kamu tikus".

Polisi mengatakan mereka menahan lebih dari 400 orang.

Tindakan Putin sejauh ini menunjukkan bahwa dia tidak memiliki keinginan untuk melihat pemimpin negara tetangga bekas Soviet digulingkan oleh tekanan dari jalanan.

Bahkan jika Lukashenko sering terbukti sebagai sekutu yang tangguh dan sulit.

Pemimpin Kremlin itu mengatakan bulan lalu bahwa dia telah membentuk "pasukan polisi cadangan" atas permintaan Lukashenko.

Baca Juga: Kenal Trump Selama Lebih dari 20 Tahun, Dubes AS untuk Afrika Selatan Ini Jadi Target Pembunuhan Iran Berikutnya,Intelijen: Dia Siap Dieksekusi

Tetapi pasukan itu akan dikerahkan hanya jika diperlukan.

Pada hari Senin, Rusia akan mengirim pasukan terjun payung ke Belarus untuk latihan militer bersama "persaudaraan Slavia" hingga 25 September, kantor berita RIA mengutip pernyataan kementerian pertahanan.

Rusia juga menawarkan untuk merestrukturisasi hutang Belarusia dan mendukung sistem perbankan.

Biaya dukungan Moskow lebih lanjut bisa jadi adalah penerimaan Lukashenko atas dominasi Rusia yang lebih besar dalam hubungan antara kedua negara.

Kremlin telah lama mendorong integrasi politik dan ekonomi yang lebih dekat dengan Minsk, termasuk mata uang gabungan.

Tetapi Lukashenko telah menolak tekanan dari tetangganya yang lebih kuat.

Namun posisi pemimpin veteran Belarusia bisa menjadi semakin genting jika protes terus berlanjut.

Demonstrasi hari Minggu adalah salah satu yang terbesar.

“Kami harus menunjukkan dengan pawai ini bahwa dia tidak mengontrol negara, bahwa dia tidak dalam posisi untuk berbicara atas nama Belarusia,” kata Gennady (35), seorang pekerja logistik yang menolak memberikan nama belakangnya.

(Handoyo)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Presiden Belarusia minta bantuan Putin untuk membantunya mempertahankan kekuasaan")

Baca Juga: Kembali Terapkan PSBB, Anies Baswedan Minta Warga Jakarta Wajib Ikut Tes Covid-19, Terutama yang Masuk Kriteria di Bawah Ini

Artikel Terkait