Advertorial

Kenal Trump Selama Lebih dari 20 Tahun, Dubes AS untuk Afrika Selatan Ini Jadi Target Pembunuhan Iran Berikutnya, Intelijen: Dia Siap Dieksekusi

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Iran dan Amerika Serikat (AS) bagai air dan api.

Kedua negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia selalu bermusuhan.

Saling serang atau eksekusi mati sepertinya bukan hal baru bagi keduanya.

Seperti laporan di bawah ini.

Baca Juga: Kembali Terapkan PSBB, Anies Baswedan Minta Warga Jakarta Wajib Ikut Tes Covid-19, Terutama yang Masuk Kriteria di Bawah Ini

Sebuah laporan intelijen membocorkan bahwa Iran berencana mengeksekusi Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Afrika Selatan Lana Marks.

Dilansir dari Politico via New York Post, laporan tersebut dibocorkan oleh dua pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, Minggu (13/9/2020).

Dua pejabat tersebut mengatakan telah mengetahui rencana pembunuhan Marks pada musim semi tahun ini.

Selang beberapa waktu, rencana pembunuhan tersebut menjadi lebih spesifik dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Bukti Kesetiaan Anjing, Rela Tempuh Perjalanan Sejauh 16.000 Km untuk Kembali Bertemu Pemiliknya,

Pihak intelijen belum mengetahui secara pasti kenapa Marks menjadi target pembunuhan pihak Iran.

Mereka hanya menduga Marks menjadi sasaran balas dendam atas pembunuhan jenderal top Iran, Qasem Soleimani.

Komandan Pasukan Quds, sayap tentara elite dari Garda Revolusi Iran, itu terbunuh dalam sebuah serangan pesawat nirawak di Baghdad, Irak.

Beberapa hari setelah kematian Soleimani, Iran meluncurkan rentetan rudal balistik yang menargetkan dua pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak.

Presiden AS Donald Trump lantas mengumumkan sanksi baru terhadap Iran dan memperingatkan negara tersebut akan adanya pembalasan lain.

Sejumlah pejabat AS percaya bahwa Marks merupakan salah satu dari sejumlah opsi target yang dikembangkan oleh Iran.

Marks merupakan teman mendiang Putri Diana dan telah mengenal Trump selama lebih dari 20 tahun.

Baca Juga: PSBB Jakarta Ketat Mulai Berlaku Hari Ini, Anies Baswedan Umumkan Peraturan-peraturan Baru yang Wajib Kita Dilakukan, Apa Saja?

Dia dilantik sebagai Dubes AS untuk Afrika Selatan pada Oktober 2019.

Laporan intelijen tersebut juga mengatakan, Marks telah diberitahu tentang kemungkinan ancaman yang bisa membahayakan hidupnya tersebut.

Mengapa Iran dan Amerika Serikat saling membenci?

Rupanya,permusuhan kedua negara tersebut sudah berasal sejak abad 20saat kunjungan Inggris ke Timur Tengah.

Sebelum Perang Dunia II, Inggris mendominasi industri minyak Iran dengan kerjasama yang mereka sebut 'Anglo-Iranian Oil Company'.

Namun Perang Dunia II telah melemahkan Inggris.

Dilansir dari abc.net.au, Inggris sempat terpuruk dalam bidang ekonomi dan harus mengandalkan fasilitas dan program dari luar negeri untuk bisa bangkit lagi.

Saat itu yang mereka andalkan hanyanya minyak dari Iran.

Di waktu yang sama, kehadiran Rusia di Iran utara menjadi isu kritis bagi AS.

Kala itu, wilayah barat laut Iran menjadi pembatas antara Barat dan Timur, yaitu antara AS dan Rusia, yang kala itu disebut Uni Soviet.

Lalu,ASmembujuk pimpinan Iran untuk tetap menjaga pembatas tersebut, dan memastikan 'minyak tetap mengalir'.

Baca Juga: Covid Hari Ini 13 Sepember 2020: Jumlah Kasus di Tanah Air Jadi 218.382 Orang, Sembuh 155.010 Orang

Namun kehadiran Mohammad Mosaddegh, seorang figur nasionalis menjadi Perdana Menteri Iran ke - 35 di tahun 1951, membuat kondisi berubah.

Mossadegh percaya jika seharusnya bukan Inggris yang menguasai minyak negara mereka.

Saat itu menjadi titik kritis bagi Iran.

Pada tahun yang sama, Mossadegh membuat bisnis minyak menjadi milik negara.

Sejak saat itu Mossadegh menjadi ancaman bagi Inggris dan AS, dan mereka memastikan jika pemerintahannya berlangsung dalam waktu yang singkat.

Tahun 1952, Inggris diusir dari Iran, dan hubungan diplomatik keduanya gagal.

Kemudian setahun setelahnya, CIA melakukan operasi untuk menggulingkan Mosaddegh.

(Danur Lambang Pristiandaru)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Laporan Intelijen: Iran Berencana Eksekusi Dubes AS untuk Afrika Selatan")

Baca Juga: China Tak Bisa Berbohong Lagi, Pakar Virologi Ini Klaim Virus Corona Berasal dari Laboratorium Wuhan dan Dikontrol Pemerintah China, 'Saya Punya Bukti Kuat'

Artikel Terkait