Setelah lulus, dia mendapat pekerjaan lalu berkenalan dengan pria yang 10 tahun lebih tua darinya, mereka kemudian memutuskan untuk menikah.
Menikah dan memiliki suami, Tieu Mai dan suaminya lalu memutuskan untuk memiliki seorang anak.
Sayangnya rencana itu kandas, berulang kali Tieu Mai keguguran, ketika dia sedang mengandung anak selama 6-7 minggu.
Awalnya Tieu Mai menyalahkan suaminya, dia menganggap suaminya terlalu tua sehingga kualitas spermanya buruk, sehingga tidak mampu mengembangkan janin.
Tetapi setelah keguguran itu, Tieu Mai bertemu dengan seorang dokter untuk menanyakan masalah ini.
Setelah tahu pada masa lalu Tieu Mai telah melakukan banyak aborsi dokter kaget dan memarahi Tieu Mai, ternyata hal itu penyebab ia tidak bisa mempertahankan kehamilannya.
Aborsi berkali-kali menyebabkan janinya menjadi tipis, hal itu membuat suaminya syok mengetahui kenyataan ini.
Untungnya dia masih mau menerima Tieu Mai, kemudian dokter memberikan saran untuk rutin olahraga dan meminum suplemen nutrisi, beberapa bulan kemudian dia hamil.
Namun, pada minggu ke-28, Tieu Mai pingsan, dia dilarikan ke rumah sakit dan dokter menemukan plasentanya terlepas, sehingga harus operasi caesar.
Saat operasi caesar, kandungannya penuh dengan darah, rahimnya setipis plastik menyebabkan suaminya syok mengetahui kenyataan ini.
Beruntung janinya berhasil dibawa keluar, namun sang ibu dibawa ke IGD karena kehilangan banyak darah.
Hampir 5 bulan bayi itu dirawat Tieu Mai baru bisa menggendongnya, dia juga merasa bersalah karena tidak memberi tahu riwayat aborsi.
Source | : | Eva.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR