"Tapi ada juga kepindahan yang menyedihkan. Misalnya, dikeluarkan dari universitas, kehilangan pekerjaan atau melarikan diri dari penguntit," tuturnya.
Pada awalnya, Hatori mengira kehancuran finansial adalah satu-satunya hal yang mendorong orang untuk melarikan diri dari kehidupan bermasalah.
Tapi ternyata ada "alasan sosial" juga.
"Apa yang kami lakukan adalah mendukung orang untuk memulai kehidupan keduanya," kata Hatori.
Sosiolog Hiroki Nakamori telah meneliti jouhatsu selama lebih dari satu dekade.
Dia mengatakan istilah jouhatsu mulai digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang memutuskan untuk menghilang di tahun 1960-an.
Dulu hingga sekarang, tingkat perceraian sangat rendah di Jepang.
Beberapa orang memutuskan bahwa lebih mudah untuk meninggalkan pasangan mereka daripada melalui proses perceraian formal yang rumit.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR