Advertorial
Intisari-Online.com - Konflik antara China dan India semakin mencapai puncak.
Kali ini, India menuduhChina menculik lima warganya di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Lima orang yang hilang itu berasal dari negara bagian Arunachal Pradesh, India, yang diklaim China sebagai Tibet Selatan.
Dan Angkatan Darat India sendiri mengatakan telah memberi tahu Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tentang hilangnya 5 warga itu pada hari Sabtu lalu.
"Kami berbicara dengan mereka di hotline."
"Dan memberi tahu mereka bahwa dicurigai beberapa orang India telah menyeberang ke China."
"Lalu kami akan berterima kasih jika pihak China dapat menyerahkan mereka kembali, seperti yang biasanya kami lakukan," ucap Letnan Kolonel Harsh Wardhan Pande, juru bicara pasukan pertahanan India, mengatakan kepada Reuters.
"Tidak ada jalur khusus yang melewati hutan atau pegunungan. Sehinggamereka mungkin akan terus bergerak ke sana kemari."
"Jika mereka tiba-tiba pergi ke wilayah China, maka itu bisa sangat normal."
Hanya saja, hingga kini pihak militer India belummendapat kabar dari China.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan pada briefing harian bahwa dia tidak mengetahui situasi tersebut.
Secara terpisah, seorang anggota Tibet dari unit pasukan khusus India yang tewas beberapa hari lalu dikremasi pada hari Senin (7/9/2020) kemarin.
SelainTenzin Nyima (53), nama pasukan khusus yang tewas tersebut, ada juga seorang komando lainnya yang terluka parah.
Keduanya terluka dalam ledakan ranjau di dekat pantai danau Pangong Tso di Himalaya barat.
Nyima adalah bagian dari Pasukan Perbatasan Khusus (SFF), kelompok elit dan prajurit dataran tinggi yang tidak banyak dikenal, di mana mereka sebagian besar berasal dari pengungsi Tibet di India.
Publik hanya tahu bahwapasukan rahasiaini dibentuk setelah perang antara India dan China pada tahun 1962.
Dilaporkan anggota SFFmencapai lebih dari 3.500 orang.
Pasukan tersebut merekrut sebagian besar dari ratusan ribu orang yang telah menjadikan India sebagai rumah mereka sejak pemberontakan yang gagal pada tahun 1959.
Beberapa lainnya adalah warga negara India.
Amitabh Mathur, mantan penasihat pemerintah India untuk urusan Tibet, mengatakan SFF adalah pasukan penolong, terutama dalam konteks pendakian gunung dan peperangan di dataran tinggi.
Pasukan India vs China
Pasukan India dan China sering melakukan konfrontasi dalam beberapa dekade terakhir.
Namun kejadian terbunuhnya 20 tentara India di perbatasanpada15 Juni 2020 laluadalah yang paling buruk.
Jadi, jangan heran jika di masa depan akan ada persaingan lain di antara keduanya.
Apalagi,China telah lama menganggap kehadiran sejumlah besar warga Tibet di India sebagai ancaman bagi integritas teritorialnya.
Mereka dipimpin oleh pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, yang telah lama dicela Beijing sebagai separatis berbahaya.
Ditambah, kedua belah pihak terus saling menyalahkan atas insiden tersebut.