Penulis
Intisari-Online.com - Masih ingat soal kematianjurnalis Saudi Jamal Khashoggipada 2018 silam?
Seperti diketahui bersama, Khashoggi adalah seorang kritikus Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Dia terakhir terlihat di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
Saat itu, dia pergi ke sana untuk mendapatkan dokumen untuk pernikahannya yang akan datang.
NamunKhashoggi tidak pernah keluar dari gedung itu.
Ada dugaan, mayatnya dilaporkan dipotong-potong dan dipindahkan dari gedung. Sehingga jenazahnya belum ditemukan.
MenghilangnyaKhashoggi dengan dugaan dibunuh lantasmenyebabkan keributan global.
Lalu bagaimana hasil dari kasus ini setelah dua tahun lamanya?
Nah, terkait kasus itu, pengadilan Arab Saudi pada hari Senin (7/9/2020) memenjarakan delapan tersangka kasus pembunuhanKhashoggi.
Dilansir darireuters.com pada Selasa (8/9/2020), para tersangka itu mendapatkan hukumanantara tujuh dan 20 tahun.
Media pemerintah melaporkan bahwa lima orang dijatuhi hukuman penjara 20 tahun, satu orang dijatuhi hukuman 10 tahun, dan dua orang menerima hukuman tujuh tahun untuk pembunuhan tersebut.
Tapi tak satu pun nama dari terdakwa disebutkan.
Pengacara keluarga Khashoggi, Motasem Khashoggi, mengatakan kepada surat kabar Al Sharq Al Awsat bahwa keluarga tersebut menyambut baik putusan yang "adil dan mencegah" dan merasa puas karenanya.
“Putusannya adil," kataMotasem Khashoggi.
"Kami sebagai keluarga memilih untuk menerapkan hukum Syariah (Islam) sejak awal dan tidak ada pengadilan di dunia yang menerapkan aturan syariah seperti di Arab Saudi.
"Oleh karenanya, kami berterima kasih pada semua pihak yang telah memenuhi janji mereka."
Tetapi tunangan Khashoggi mengatakan delapan orang yang dipenjara bukan satu-satunya yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
"Pihak berwenang Saudi menutup kasus ini tanpa dunia mengetahui kebenaran siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal," tulis Hatice Cengiz dalam sebuah pernyataan.
"Siapa yang merencanakannya, siapa yang memesannya, di mana tubuhnya? Itu masih tanda tanya".
Dia menduka bahwa pembunuhan itu tidak direncanakan tetapi dilakukan "mendadak".
Kasus ini lantas menarik perhatian dunia.
Apalagi nama Pangeran Mohammed bin Salman al-Saud, penguasa de facto kerajaan dan putra Raja Salman, disebut-sebut ikut terlibat.
Selain itu,seorang pejabat PBB dan aktivis hak asasi manusia percaya bahwa dalang pembunuhan itu tetap bebas.
Ini karena, beberapa pemerintah Barat, serta CIA, sebelumnya mengatakan mereka yakin Pangeran Mohammed yang memerintahkan pembunuhan itu.
Tapi pejabat Arab Saudi membantah dengan tegas.
Walau begitu, PangeranMuhammad bin Salman al-Saud tetap menunjukkan tanggung jawab pribadi.
Diamengatakan bahwa "itu terjadi di bawah pengawasan saya".
Sejatinya, keluargaKhashoggimengatakan bahwa mereka memaafkan pembunuhnya pada bulan Mei 2020 lalu.
Di mana mereka meminta lima terdakwatersebut dijatuhi hukuman mati.