Ketika 200 Negara Pontang-panting Hadapi Pandemi Covid-19, Justru Pariwisata China Berkembang Pesat, Seolah-olah Tak Pernah Ada Pandemi Mematikan

Mentari DP

Penulis

Di saat negara-negara di seluruh dunia tengah berusaha memutus penyebaran virus corona, justru pariwisata di China justru berkembang pesat.

Intisari-Online.com - Seperti yang kita tahu, virus corona (Covid-19) pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Akibatnya virus ini langsung menyebar ke seluruh dunia hingga hari ini.

Jutaan orang terinfeksi dan ratusan ribu lainnya meninggal dunia.

Di saat negara-negara di seluruh dunia tengah berusaha memutus penyebaran virus corona, justrupariwisatadiChinajustru berkembang pesat.

Baca Juga: Bukan 1, Tapi Ini 5 Titik di Mana Perang Dunia Kemungkinan Besar Akan Pecah di Tahun 2020, Ada yang Sudah Deklarasi Perang hingga Siapkan Nuklir

Penerbangan domestik diChinakini telah kembali ke level 2019, di mana kala itu belum terjadi pandemi.

Bahkan, lockdown telah lama hilang diChinasehingga membuat orang-orang menjadi tertarik untuk bepergian.

Namun diChinasendiri, satu di antarapariwisatayang tengah berkembang ialah Pegunungan Kuning.

Baca Juga: Seminggu Setelah Sekolah Dibuka Kembali, Siswa dan Guru di 62 Sekolah Terinfeksi Covid-19, Bikin Ratusan Orang Diisolasi dan Sekolah Ditutup Lagi

Pada hari kerja baru-baru ini, di Huangshan, Pegunungan Kuning, Tiongkok timur, ribuan orang melakukan pendakian.

Tempat tersebut merupakan satu di antara tujuan wisata paling populer diChina.

Menurut media pemerintahChina, mereka memiliki rata-rata 3 juta pengunjung setahun.

Namun, jumlah tiket untuk melakukan pendakianmasih dibatasi setengahnya karena alasan COVID-19.

"Jumlah pengunjung turun tahun ini, tentu saja. Ambil Agustus misalnya. Agustus lalu, saya harus bekerja setiap hari."

"Tapi Agustus ini, ada beberapa hari yang saya tidak lakukan untuk bekerja," ujar salah seorang pemandu wisata, Jiang, dikutip dariSky News, Minggu (6/9/2020).

Kendati demikian, para turis mengaku hal ini merupakan tahap kembali normal, seperti sebelum pandemi.

Mereka merasa aman saat bepergian, meskipun menggunakan kereta, pesawat, dan bus dipadati orang.

Akhirnya, hal ini yang membuat warga seakan mengganti waktu yang hilang akibat pandemi.

Masyarakat menuturkan, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah telah membantu sektorpariwisata.

Seperti pengumuman pada Juli lalu oleh Kementerian Kebudayaan dan PariwisataChina, bahwa kelompok wisata dapat menawarkan perjalanan lintas perbatasan provinsi.

Baca Juga: 'Ditinggalkan' Negara-negara Arab dalam Senyap, Palestina Kian Terlupakan di Timur Tengah, Fakta-fakta Ini Jadi Buktinya

Maskapai China, yang telah mengalami kerugian besar karena penerbangan jarak jauh dilarang, juga telah memotong harga tiket domestik.

Pariwisata dapat memberikan dorongan yang berguna bagi pemulihan ekonomiChinayang lebih luas.

Perekonomian diChinakini telah membaik, tetapi secara tidak seimbang.

Sebab masih ada tekanan pada sektor industri, infrastruktur, dan pinjaman untuk badan usaha milik negara.

Meski konsumsi sempat tertinggal tetapi untuk satu ukuran yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional, aktivitas sektor jasa meningkat pada bulan Agustus.

Menurut indeks lain, perusahaan mulai mempekerjakan lebih banyak orang pada Agustus, setelah enam bulan 'berhenti'.

Pada Oktober, otoritasChinaakan mengungkap rencana ekonomi lima tahun ke depan.

Presiden Xi Jinping baru-baru ini juga berbicara tentang strategi "sirkulasi ganda".

Hal itu mencakup ekonomi domestik yang lebih mandiri dan bertenaga konsumsi.

Itu juga akan dibentuk oleh hubungan dengan AS, yang mencoba menghentikan perusahaan Huawei, sebuah raksasa teknologiChina.

Bahkan, AS juga menargetkan perusahaan lain seperti TikTok, aplikasi media sosial populer milik Bytedance, yang berbasis di Beijing.

(Tribunnews.com/Maliana)

(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Dunia Masih Terpuruk Akibat Covid-19, Pariwisata China Berkembang Pesat Seperti Sebelum Pandemi")

Baca Juga: Disembah Bagai 'Tuhan' dan Dianggap Keturunan Dewa, Kim Jong-Un Sebarkan Doktrin pada Anak-anak Korea Utara, 'Hanya Boleh Memuja Pemimpin Tertinggi Saja'

Artikel Terkait