Advertorial

Bukan 1, Tapi Ini 5 Titik di Mana Perang Dunia 3 Kemungkinan Besar Akan Pecah di Tahun 2020, Ada yang Sudah Deklarasi Perang hingga Siapkan Nuklir

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Sejak awal tahun 2020, warga di seluruh dunia dibuat khawatir tentang pecahnya Perang Dunia 3.

Sebab, ada beberapa negara yang berkonflik.

Misalnya ketika Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani tewas dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) pada awal Januari 2020.

Lalu disambung dengan menyebarnya pandemi virus corona (Covid-19) ke seluruh dunia.

Baca Juga: Seminggu Setelah Sekolah Dibuka Kembali, Siswa dan Guru di 62 Sekolah Terinfeksi Covid-19, Bikin Ratusan Orang Diisolasi dan Sekolah Ditutup Lagi

Belum selesai, adakerusuhan karena kebrutalan polisi telah terjadi di beberapa negara, yang menyebabkan kekhawatiran Perang Dunia 3 lagi.

Mengingat tegangnya hubungan antar negara di seluruh dunia, Express.co.uk telah menyusun panduan tentang tempat-tempat dimana Perang Dunia 3 kemungkinan besar akanpecah pada tahun 2020.

AS - Iran

Pada hari Jumat, 3 Januari, AS melakukan serangan udara drone terhadap pangkalan koalisi di Irak.

Ini untuk membalasserangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad, yang semuanya dilakukan atas perintah Jenderal Soleimani.

Baca Juga: 'Ditinggalkan' Negara-negara Arab dalam Senyap, Palestina Kian Terlupakan di Timur Tengah, Fakta-fakta Ini Jadi Buktinya

LaluPresiden AS Donald Trump menyetujui serangan terhadap Jenderal Soleimani yang mengklaim tindakan itu dilakukan untuk membuat "dunia menjadi tempat yang lebih aman".

Dan serangan itu lantas menewaskanQassem Soleimani.

Setelah kematian salah satu jenderal Iran, pemerintah Iran marah dan bersumpah akan membalas dendam kepada militer AS.

Deklarasi yang disampaikan di depanbanyak orang berpangkat tinggi Iran diduga sebagai "deklarasi perang".

Iran - Israel

Ketegangan antara Iran dan Israel telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Timur Tengah.

Di mana Iranmendukung kelompok anti-Israel di Gaza, Suriah dan Lebanon. Sementara Israel sering menyerang pasukan Iran di seluruh wilayah.

Secara keseluruhan, Israel telah berusaha untuk menciptakan koalisi anti-Iran di tingkat diplomatik. Tapi belum tercapai.

Kondisi semakin sulit setelah Iranbertekad untuk memulai kembali program nuklirnya.

AS - Turki

Ketegangan antara AS dan Turki telah meningkat selama setahun terakhir.

Ini berawal dari AS yang memberikan otorisasi kepada Turki untuk membersihkan perbatasan Suriah dari Kurdi yang didukung AS.

Baca Juga: Disembah Bagai 'Tuhan' dan Dianggap Keturunan Dewa, Kim Jong-Un Sebarkan Doktrin pada Anak-anak Korea Utara, 'Hanya Boleh Memuja Pemimpin Tertinggi Saja'

Namun, segera setelah itu, AS mengancam Ankara (pusat pemerintahan Turki) dengan sanksi.

Tak heran, aksi ini menyebabkan ketegangan kedua negara meningkat.

Selain itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyarankan militer Turki untuk bisa melibatkan senjata nuklir.

Akibatnya, keadaan hubungan AS-Turki memburuk, menyebabkan ketakutan tentang dampak selanjutnya pada aliansi NATO.

India - Pakistan

Dalam 10 tahun terakhir, hubungan antara India dan Pakistan memburuk, yang membuat kedua negara berada di ambang perang.

Sejak pemisahan British India pada tahun 1947 dan pembentukan negara India dan Pakistan, kedua negara telah terlibat dalam sejumlah perang, konflik dan pertikaian militer.

Pada 2019, Perdana Menteri Narendra Modi berusaha mengurangi otonomi Kashmir dan mengubah kebijakan kewarganegaraan di seluruh India.

Langkah-langkah ini telah menyebabkan keresahan di India dan menyoroti ketegangan berkepanjangan antara Delhi dan Islamabad.

Meskipun kemungkinannya kecil, ini dapat menyebabkan serangan teroris secara internasional di Kashmir.

Apalagi ditambah China terlibat konflik panas dengan India yang menyebabkan 20 tentara India tewas.

Baca Juga: Tak Jijik Sama Sekali, Pria Ini Minum 7 Liter Air Kencingnya Sendiri Tiap Hari, Bahkan Menyutikkannya ke Kulit, Mata, dan Telinga, 'Aku Tidak Pernah Sakit Lagi'

AS - Korea Utara

Walau kedua pemimpin negara itu pernah bertemu, nyatanya tak membuat hubungan AS-Korea Utaramembaik.

Ketegangan antara kedua negara sekarang lebih tinggi sejak tahun 2017 dan pemilu AS yang akan datang dapat membahayakan hubungan lebih jauh.

Pemerintahan Presiden Trump tampaknya mengulurkan harapan kesepakatan dengan Korea Utara dapat meningkatkan prospek pemilihannya pada November.

Tapi Korea Utara tidak tertarik dengan penawaran Trump.

Baru-baru ini, Korea Utara menjanjikan "hadiah Natal" yang dikhawatirkan banyak orang di Amerika Serikat.

Di mana mereka akan melakukan uji coba rudal nuklir atau balistik.

Jika kondisi semakin panas, ada kemungkinan jika militer AS turun tangan.

Baca Juga: Miliki 90.802 Kasus Harian, India Lampaui Brasil Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi ke-2 di Dunia, Bahkan Sudah Infeksi Suku Terpencil Sekalipun

Artikel Terkait