Escobar sendiri hidup sangat sederhana, dengan mobil Reanult tua, selalu memakai baju kaus dan sepatu tenis, tapi juga memiliki arloji Rolex bertaburan intan.
Sebuah LSM untuk orang miskin dan sebuah koran diterbitkannya di Medellin.
Anak-anak diberinya tempat bermain.
Dan stadion sepak bola diberi lampu penerangan.
Puncak kepopulerannya terjadi ketika ia membangun sebuah "kota" dengan 200 rumah bagi para gelandangan.
Mereka menyebut namanya dengan hormat: Don Pablo, dan koran lokal menyebutnya sebagai "Robin Hood," tokoh perampok dermawan.
Guna memberi kerangka kedermawanannya itu, Escobar memasuki kancah politik meniru raja kokain sebelumnyam, Carlos Lehder, yang membentuk parpol, Partido Latino Nacional yang beraliran fasisme.
Namun Don Pablo ini lebih pintar.
Ia bergabung dengan partai besar, Partido Liberal, dan pada tahun 1982 menjadi wakil pengganti wilayah Bogota.
Kedudukan sebagai anggota parlemen ini membuat Escobar mendapat kekebalan hukum.
Padahal di saat itu asetnya diperkirakan sudah bernilai dua miliar dollar AS.
Awal dasawarsa 1980 memang merupakan masa keemasan perdagangan obat bius Kolumbia dengan dua kartel yang tidak saling bersaing.
Escobar menguasai kartel Medellin yang memonopoli jalur perdagangan kokain di Florida.
Sedangkan yang lainnya berpusat di kota Cali di Tenggara, yang menguasai perdagangan di New York dan California.
Titik balik
Zaman keemasan kartel perdagangan obat bius Kolumbia kemudian berubah pada tahun 1983.
Tokohnya adalah Menteri Kehakiman Rodrigo Lara Bonilla, dan penerbit surat kabar berpengaruh dari Bogota El Espectador, Guillermo Cano.
Cano mengorek sejarah masa lalu Escobar.
Sedangkan Bonilla terus menerus menekan raja kokain itu secara hukum dan politik.
Partido Liberal dipaksa memecat Escobar.
Setelah kekebalan hukumnya sebagai anggota parlemen dicabut, Escobar dinyatakan sebagai pengedar obat bius terbesar Kolumbia.
Dengan ini maka ia bisa diekstradisi ke AS guna diadili.
AS memang menjadi momok bagi setiap pengedar obat bius.
Di negeri itu, mereka tidak akan bisa membunuh, mengancam dan menyuap hakim, polisi, saksi, dan para pegawai penjara. Reaksi Escobar sangat khas.
Pembalasan kejam dan langsung. Bulan April 1984, Bonilla dibunuh.
Tiga tahun kemudian, Desember 1987, Cano juga dihabisi.
Tidak merasa cukup, kartel Medellin itu kemudian membentuk sebuah kelompok pembunuh paramiliter, yang dilatih Israel dan tentara bayaran Inggris.
Sejak tahun 1984, pelbagai pembunuhan, peledakan mobil, serta pembantaian rakyat -semuanya dilakukan kelompok Medellin- menjadi peristiwa sehari-hari di Kolombia.
Namun teror dan kejahatan Escobar itu tidak bertahan lama.
Perang melawan obat bius
Ketika bulan Agustus 1989, di tengah sorotan TV senator Partido Liberal, Luis Carlos Galan, yang sedang melakukan kampanye kepresidenan, dibunuh kartel Medellin, maka segera saja Presiden Virgilio Barco menyatakan perang total melawan pengedar obat bius.
Escobar masih sempat melancarkan aksinya, yaitu peledakan pesawat Kolumbia bulan November 1989 yang menewaskan 107 penumpangnya.
Namun pemburuan pemerintah akhirnya membuat Escobar menyerah pada bulan Juni 1991, dengan tukaran ia tidak akan diekstradisi ke AS.
Don Pablo ini membuat berita lagi 13 bulan kemudian, ketika ia berhasil lolos ketika hendak dipindah ke penjara militer.
Namun pada 2 Desember 1993, kerajaan yang dia kendalikan dari Kolombia rontok setelah dia tewas tertembak.
Reaksi terbunuhnya Escobar cukup besar.
Kematian sang raja kokain itu merupakan pukulan mundur bagi perdagangan obat bius Kolumbia, kata Presiden Cesar Gaviria.
Presiden AS Bill Clinton sangat memuji usaha Bogota membawa Escobar pada hukum keadilan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trending Gembong Narkoba 'Pablo Escobar' di Twitter, Seperti Apa Kisah Hidupnya? "
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR