Kerugian yang dialami Pertamina menurutnya disebabkan lantaran adanya kombinasi penurunan domestic demand, harga minya dunia yang cenderung melemah, serta terjadinya fluktuasi kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada semester 1.
Meskipun upaya-upaya efisiensi telah dilakukan, imbuhnya, penurunan delta biaya jauh lebih kecil dibandingkan penurunan delta revenue yang merosot tajam.
Klaim Ahok disorot
Kondisi Pertamina saat ini pada akhirnya menyeret nama Basukti Tjahja Purnama alias Ahok. Pria yang menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina tersebut disorot oleh berbagai pihak terkait dengan kinerja Pertamina saat ini.
Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Industri dan Pembangunan Mulyanto mempertanyakan kinerja Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Menurutnya, selama Ahok menjabat sebagai komisaris utama, Pertamina nyaris tidak memiliki prestasi yang layak dibanggakan. Justru sebaliknya banyak keanehan dan kejanggalan yang begitu jelas dilihat masyarakat.
"Pekan lalu kita dengar kabar Pertamina tidak masuk daftar Fortune Global 500. Sekarang yang terbaru Pertamina rugi Rp 11,13 triliun di semester pertama tahun 2020," kata Mulyanto, Rabu (26/8/2020).
Mulyanto menegaskan kondisi tersebut jelas harus jadi perhatian pemerintah. Jangan terus dibiarkan dan menunggu Pertamina mengalami kondisi yang lebih parah.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR