"Tanggal untuk akses IAEA dan kegiatan verifikasi telah disepakati," imbuh Grossi seperti dikutip Al Jazeera.
Sebagai kompensasi persetujuan Iran tersebut, IAEA tidak akan mengajukan pertanyaan lebih lanjut tentang masalah ini.
"Kedua belah pihak mengakui kemandirian, ketidakberpihakan dan profesionalisme IAEA terus menjadi penting dalam pemenuhan kegiatan verifikasinya," kata pernyataan itu.
IAEA telah berbulan-bulan mencari akses ke situs-situs nuklir di Teheran dan Isfahan di mana Iran diduga telah menyimpan atau menggunakan bahan nuklir yang tidak diumumkan.
Pada bulan Juni 2020, IAEA meningkatkan tekanan pada Iran ketika Dewan Gubernurnya mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar para pengawas masuk ke situs tersebut dan bekerja sama dengan IAEA.
Namun saat itu Iran menolak memberikan akses dengan alasan bahwa permintaan pengawas nuklir PBB didasarkan pada tuduhan dari Israel dan tidak memiliki dasar hukum.
"Iran, seperti sebelumnya, siap untuk bekerja sama dengan IAEA," ujar Presiden Iran Hassan Rouhani usai bertemu Grossi pada Rabu (26/8/2020).
Dia menyebut perjanjian itu "menguntungkan" dan bisa membantu "menyelesaikan masalah".
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR