Advertorial

Ekonominya Sedang 'Sakit' Karena Pandemi Corona, Australia Justru Naikkan Anggaran Pertahanan hingga Rp10 Triliun, Untuk Apa?

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com- Di tengah pandemi virus corona ini, Australia justru meningkatkan anggaran pertahanannya.

Australia akan meningkatkan anggaran pertahanan sebesar A$ 1 miliar atau sekitar Rp 10 triliun, bagian dari stimulus, untuk meningkatkan fasilitas militer.

Selain itu, untuk menawarkan pekerjaan berbayar tambahan untuk pasukan cadangan, karena Australia berusaha untuk melunakkan pukulan pandemi virus corona terhadap perekonomian.

Dalam putaran baru stimulus, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Rabu (26/8) menjanjikan pengeluaran yang lebih besar untuk pertahanan dalam upaya memperkuat militer dan mendukung 4.000 pekerjaan tambahan.

Baca Juga: Rutin Minum Air Lemon, Tubuh Wanita Ini Alami Hal yang Tak Terduga, Begini Cara Terbaik Mengonsumsinya

"Hari ini, sekali lagi, tentang rencana JobMaker, melakukan segala yang kami bisa saat bangkit dari resesi COVID-19 untuk memastikan kami mempertahankan pekerjaan Australia, dan kami mempertahankan bisnis dalam bisnis," kata Morrison seperti dikutip Reuters.

Australia melaporkan kasus virus corona yang jauh lebih sedikit dibanding negara-negara maju lainnya.

Hanya, pembatasan ketat untuk memperlambat penyebaran virus telah berdampak buruk pada ekonomi negeri kanguru, yang akan tergelincir ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam tiga dekade.

Australia sejauh ini berjanji untuk mengeluarkan sekitar A$ 260 miliar sebagai stimulus untuk mendukung ekonominya yang sedang sakit terjangkit virus corona.

Baca Juga: Sedang Belajar via Zoom, Tiba-tiba Gadis Ini Diikat dan Mulutnya Disumpal oleh Perampok di Hadapan Teman Sekelasnya

Negeri kanguru melaporkan 25.067 kasus virus corona dan 525 kematian.

Modifikasi kendaraan militer

Pengeluaran pertahanan tambahan juga akan membantu Australia dengan komitmennya untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga lebih dari 2% dari produk domestik bruto.

Itu juga merupakan permintaan utama dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menuduh sekutu negeri uak Sam tidak menambah anggaran pertahanan mereka.

Morrison mengatakan, Australia bakal meningkatkan banyak fasilitas militer di daerah-daerah yang terkena dampak kebakaran hutan pada awal tahun ini.

Baca Juga: 137 Tahun Lalu, Tak Hanya Indonesia, Tapi Seluruh Dunia Berubah 'Mencekam' Seperti Ini Ketika Terjadi Erupsi Krakatau

Kebakaran menghanguskan lebih dari 11 juta hektare semak belukar di Tenggara Australia awal tahun ini, menewaskan sedikitnya 33 orang dan miliaran hewan endemik.

Bencana yang Morrison sebut sebagai "musim panas hitam" Australia.

Stimulus baru untuk anggaran pertahanan akan mencakup A$ 200 juta untuk modifikasi kendaraan militer.

Lalu, Morrison menyebutkan, sebanyak A$ 80 juta untuk pekerjaan paruh waktu tambahan kepada 27.000 anggota Cadangan Angkatan Pertahanan Australia.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Australia kerek anggaran pertahanan hingga Rp 10 triliun, untuk apa?"

Artikel Terkait