Advertorial
Intisari-online.com -Amerika Serikat (AS) rupanya sangat kebingungan jika Iran sukses bisa kembangkan senjata nuklir lagi.
Hal tersebut terbukti dari ngototnya AS untuk perpanjang larangan perkembangan senjata Iran.
Meski begitu, usaha tersebut tidak membuahkan hasil.
AS gagal total melobi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran.
Kamis kemarin (20/8), AS pun melakukan manuver lain untuk mengembalikan semua sanksi PBB terhadap Iran.
Artinya AS ingin agar sanksi PBB terhadap Iran, termasuk embargo senjata, dengan alasan Teheran melanggar kesepakatan nuklir yang dibuatnya dengan sejumlah negara kekuatan dunia pada 2015, kendati AS sendiri meninggalkan perjanjian itu sejak beberapa tahun lalu.
Mengutip Reuters, Jumat (21/8), Amerika Serikat mengirimkan surat kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang menuduh Teheran tidak patuh terhadap kesepakatan nuklir pada 2015 tersebut.
Namun, semua negara yang tersisa dalam kesepakatan nuklir Jerman, Prancis, Inggris, Rusia, dan China, mereka memberi tahu Dewan Keamanan, dalam surat yang dilihat oleh Reuters, bahwa mereka tidak mengakui langkah AS.
Amerika Serikat bertindak setelah Dewan Keamanan dengan tegas menolak tawarannya pekan lalu untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran setelah kedaluwarsa pada Oktober.
“Merupakan kesalahan besar jika tidak memperpanjang embargo senjata ini. Ini gila!" Pompeo mengatakan kepada wartawan di PBB ketika dia dengan keras mengkritik apa yang dia gambarkan sebagai kesepakatan nuklir "sepihak, bodoh" yang dinegosiasikan oleh mantan Presiden AS Barack Obama.
Pompeo mengatakan, Presiden Donald Trump menyebutnya "kesepakatan terburuk yang pernah ada".
Pakta tersebut bertujuan untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir dengan imbalan keringanan sanksi dan diabadikan dalam resolusi Dewan Keamanan 2015.
Washington berargumen bahwa hal itu dapat memicu proses snapback karena resolusi tersebut masih menyebutkannya sebagai peserta kesepakatan nuklir.
Jerman, Prancis dan Inggris pada hari Kamis menggambarkan upaya AS untuk memicu sanksi snapback sebagai "tidak sesuai" dengan upaya mereka untuk mendukung kesepakatan nuklir yang sudah rapuh, sementara Rusia dan China mengatakan itu tidak sah.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun meminta Indonesia, presiden dewan PBB pada Agustus untuk tidak mengidentifikasi dan mengedarkan komunikasi AS sebagai pemberitahuan untuk memicu proses snapback dan berkonsultasi dengan semua anggota dewan tentang bagaimana melanjutkannya.
Sebelumnya pada Kamis, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menolak rencana AS sebagai tidak ada.
Rusia meminta dewan untuk bertemu di Iran pada hari Jumat tetapi diplomat mengatakan bahwa Washington memblokir permintaan tersebut.
(Noverius Laoli)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "AS tengah berjuang untuk memulihkan semua sanksi terhadap Iran karena alasan ini"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini