Advertorial
Intisari-Online.com - Biasanya tentara akan mengikuti apapun yang diperintahkan atasannya.
Namun, yang dilakukan seorang Mayor bernama Hugh Thompson di tahun 1968 justru sebaliknya.
Ia menentang perintah, hingga rela menyerang balik pasukannya sendiri.
Seperti apa kisahnya?
Militer Amerika mungkin adalah yang terkuat dan terbaik di dunia, namun banyak kejahatan yang mereka lakukan beberapa di antaranya terungkap media.
Misalnya pembantaian My Lai adalah era yang mendefinisikan sisi kelam sejarah militer Amerika.
Hal itu menghadapkannya pada kesadaran bahwa Militer Amerika secara membabi buta membunuh seluruh penduduk desa Vietnam tanpa alasan taktis.
Pendapat umum mengenai perang ini mulai bergeser dan saat itulah Mayor Hugh Thompson Jr menyadarinya.
Tanggal 16 Maret 1968, Mayor Thompson mengemudikan helikopternya ketika dia mendengar tembakan artileri bawah tanah.
Dia turun dari pesawatnya untuk membantu, tapi bersama krunya dia terkejut dengan apa yang mereka temukan.
Karena saat itu semua pasukan AS diperintahkan membunuh setiap orang Vietnam yang terlihat.
Militer Amerika menembak mati 504 warga dan 210 dari korban berusia di bawah 12 tahun dan 50 orang berusia di bawah 3 tahun.
Baca Juga: Sering Dikira Sama, Ternyata Ini Perbedaan Penyakit GERD dan Maag
Namun, Thompson melakukan tindakan sebaliknya dia melawan semua atasannya, dan melakukan hal yang tak terpikirkan.
Dia mendaratkan helikopternya dan menodongkan senjatanya ke sesama prajurit Amerika.
Dia berjanji bahwa jika pasukan Amerika membunuh warga sipil lagi, dia harus menembaki rekan tentaranya.
Akhirnya pasukan berhenti, pembantaian berakhir, Thompson dan krunya mengevakuasi sebanyak mungkin orang terluka.
Kemudian kembali ke pangkalan dan melaporkan kejadian kepada petugas senior.
Misi masa depan dibatalkan sehingga potensi ratusan dari pembantaian serupa terjadi digagalkan.
Tidak ada yang menganggap Thompson pahlawan, dia dipanggil ke Kongres untuk menjawab tanggapan.
Semua orang memarahi Thompson, Angggota Kongres bahkan menyarankan agar Thompson diadili di pengadilan militer.
Publik membencinya, dia terus mendapatkan ancaman kematian melalui ponselnya, mayat hewan dimutilasi dibuang di teras rumahnya.
Selama 30 tahun Angkatan Darat AS menolak mengakui kedinasan Thompson, namun setelah 8 tahun sebelum kematiannya Thompson akhirnya menerima pengakuan dalam bentuk medali. (Afif Khoirul M)
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari