Advertorial
Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan pada Selasa (18/8) dalam apa yang mereka katakan sebagai demonstrasi dari "komitmennya untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka".
Karena ketegangan militer antara Washington, Beijing, dan Taipei di kawasan itu terus membara.
Menurut Armada Pasifik AS, USS Mustin, kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke Angkatan Laut AS, melakukan transit rutin melalui jalur air yang memisahkan Taiwan dari daratan China, South China Morning Post melaporkan.
"Armada ke-7 AS (yang bermarkas di Jepang) melakukan operasi Angkatan Laut yang dikerahkan ke depan untuk mendukung kepentingan nasional AS di wilayah operasi Indo-Pasifik," kata Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan, Rabu (19/8).
Sebagai armada Angkatan Laut AS terbesar, Armada ke-7 berinteraksi dengan 35 negara maritim lainnya untuk membangun kemitraan yang mendorong keamanan maritim, meningkatkan stabilitas, dan mencegah konflik.
Pasukan AS akan terus "terbang, berlayar, dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional," sebut Armada Pasifik AS.
Taipei mengonfirmasi perjalanan kapal perang AS tersebut, tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.
"Militer mengetahui dan memantau dengan cermat semua aktivitas di laut dan udara di dekat Selat Taiwan melalui gabungan intelijen yang dikumpulkannya," ujar Kementerian Pertahanan Taiwan.
Laporan berita lokal mengatakan pada Rabu (19/8), USS Mustin berlayar dekat dengan Kepulauan Matsu yang diperintah Taipei, yang terletak di lepas pantai Timur daratan China dan pernah memiliki pos-pos militer Taiwan.
China juga kirim kapal perusak berpeluru kendali
Baik Taipei dan Beijing mengirim kapal perang untuk memantau transit USS Mustin tersebut, United Daily News melaporkan.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengirim kapal perusak berpeluru kendali, dan Taiwan menggerahkan fregat berpeluru kendali.
Komando Teater Timur PLA menyatakan pada Rabu (19/8), militer China berada dalam "siaga tinggi" untuk melindungi integritas dan kedaulatan teritorial China, dan memantau aktivitas AS.
"Setiap perkataan atau perbuatan yang menyebabkan masalah di Selat Taiwan tidak sejalan dengan kepentingan fundamental China dan Amerika Serikat, membahayakan kesejahteraan rekan-rekan di kedua sisi selat, menimbulkan ancaman nyata bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, dan sangat berbahaya," kata Komando Teater Timur PLA seperti dikutip Reuters.
USS Mustin, yang merupakan bagian dari kelompok serang kapal induk USS Ronald Reagan, adalah kapal perang AS ketujuh yang berlayar melalui Selat Taiwan tahun ini, menurut laporan berita.
Setelah melewati selat itu, USS Mustin bergabung kembali dengan kelompok penyerang USS Ronald Reagan di dekat Kepulauan Pratas di Laut China Selatan.
Yen Chen-shen, profesor hubungan internasional di National Chengchi University, Taipei, mengatakan, pergerakan kapal perang AS itu dimaksudkan sebagai sinyal yang jelas ke Beijing.
"Pelayaran itu mewakili keinginan AS untuk mendorong kebebasan operasi navigasi di perairan internasional untuk melawan ekspansi militer (China) daratan di Laut China Selatan dan kawasan Indo-Pasifik," ucapnya.
"Dengan mengirimkan kapal perang secara teratur untuk transit di Selat Taiwan, AS juga ingin membentuk kondisi normal baru," imbuh dia kepada South China Morning Post .
(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "China siaga tinggi saat AS kirim kapal perusak berpeluru kendali ke Selat Taiwan"