Advertorial
Intisari-Online.com - Mencuci tangan, peralatan masak juga makan sebelum digunakan memang benar.
Bahkan itu harus menjadi budaya dan kebutuhan.
Tapi bagaimana jika bahan makanan?
Jawabannya tidak semua bahan makanan boleh dicuci sebelum disimpan atau dimasak.
Baca Juga: Hadapi Corona; Makanan Ini Pada Dasarnya Tidak Pernah Membusuk
Memang bahan makanan yang didapatkan dari pasar, warung, atau penjaja sayuran keliling, walau sudah terbungkus rapi kita acap kali geli melihatnya.
Geli dalam artian, dilihat dari kaca mata orang awam, aneka bahan makanan tersebut terlihat kotor dan banyak kuman.
Karenanyalah tidak sedikit masyarakat yang akan segera mencucinya begitu sampai di rumah.
Usai dicuci, ada yang langsung dimasak, ada juga yang dimasukan ke dalam kulkas.
Apakah tindakan itu sudah benar?
Ternyata kebiasaan kebanyakan masyarakat seperti itu salah.
Seperti dinyatakan oleh fsis.usda.gov, karena ketidak tahuan masyarakat awam, hal tersebut banyak dilakukan.
Padahal, sama sekali tidak disarankan mencuci daging unggas mentah, daging sapi, daging babi, daging domba, atau daging sapi muda.
Alasannya, tak lain karena bakteri dalam daging mentah dan unggas dapat tersebar ke makanan lain gara-gara proses pencucian.
Hal tersebut oleh para ahli dinamakan kontaminasi silang.
Asal tahu saja, seperti yang tertulis di website fsis.usda.gov, bakteri yang terdapat pada bahan makanan di atas tidak bisa hilang, lepas, mati, walau kita cuci dengan cara dan metode seperti apapaun.
Yang ada bakteri justru bisa berpindah ke apa yang ada di sekitar.
Entah itu spons, alat cuci, tempat cuci, kran, piring, dan benda lainnya yang di situ.
Sehingga sangat besar kemungkinannya bisa menularkan aneka bakteri tersebut ke makanan atau bahan makanan lain.
Sialnya bakteri yang berasal dari bahan makanan berupa daging unggas mentah, dan daging merah lainnya, sulit dibunuh, kecuali dengan cara pemanasan maksimum.
Oleh karenanya, semua bahan makanan mulai dari daging unggas; ayam, kalkun, burung, daging merah; daging sapi, daging kambing, dan lainnya, cukup dimasak hingga benar-benar matang sempurna, semua bakteri yang ada didalamnya akan mati.
Setelah masak masakan tersebut menjadi makanan yang aman dan sehat.
Teorinya, memasang daging baik itu daging ungags atau daging merah, harus menggunakan termometer makanan.
Karena hanya dengan cara itu, bisa dipastikan apakah makanan telah mencapai suhu yang cukup tinggi untuk menghancurkan bakteri bawaan makanan.
Suhu ideal yang harus dicapai untuk memasak daging sapi mentah dan daging sapi muda, daging panggang, minimum 145 ° F.
Penting diketahui, untuk keamanan dan kualitas, usai dimasak biarkan daging didinginkan selama tiga menit sebelum ditata untuk disajikan.
Melansir fsis.usda.gov, kadang ada yang bertanya mengenai merendam unggas dalam air garam.
Untuk melakukan ini, supaya bisa mencegah kontaminasi silang, saat merendam dan mengeluarkan unggas dari air garam sangat penting.
Pun daging unggas harus disimpan di lemari es sambil direndam.
Satu hal yang musti diingat, cara merendam dengan air garam itu akan sulit menghilangkan garam atau natrium dari daging.
Karenanya, fsis.usda.gov sendiri tidak menganjurkan hal tersebut dilakukan.
Hal yang sama berlaku pada bahan makanan telur.
Telur yang baru dibeli dari pasar, warung, swalayan, dan atau peternak, dilarang dicuci sebelum menyimpannya.
Jika telur dicuci, "Bloom" alias lapisan alami pada telur yang membantu mencegah bakteri merembes ke dalam cangkang, bisa hilang karena proses pencucian.
Juga, mencuci telur dapat meningkatkan risiko kontaminasi silang, terutama jika cangkang retak.
Oleh karena telur sebelum disimpan tak dicuci, baiknya penyimpanan telur sendiri, tidak digabungkan dengan bahan makan apalagi makanan lain.
Pastinya jangan simpan telur di dalam kulkas secara terbuka dan terekspose langsung.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Health.grid.id dengan judul "Aneka Bahan Makanan Ini Tidak Boleh Dicuci Sebelum Dimasak, Apalagi Dimasukan Ke Kulkas"