Gunawan tetap menolak tak mau menjual.
Gunawan selalu ingat bahwa mikrofon tersebut punya nilai sejarah yang tak ternilai.
Harjoto melalui Darmosugondo akan menyerahkan mikrofon tersebut kepada Soekarno saat merayakan ulang tahunnya di Tokyo, Jepang.
Harjoto berharap Soekarno menyimpannya di Monumen Nasional, namun rencana itu tak terlaksana, sehingga keberadaan mikrofon tersebut masih menjadi misteri.
“Sejak saat itu, Harjoto tak tahu lagi, dimana mikrofon itu berada,” kata Sudiro.
Baca Juga: Manfaat Daun Saga untuk Bayi: Sembuhkan Flu hingga Atasi Sakit Perut!
Sementara, Gunarso (putra Gunawan) hanya berhasil mengamankan standar (kaki) mikrofon itu.
Gunarso menuturkan, sebelum sang ayah meninggal, beliau menitipkan pesan untuk mencari di mana keberadaan mikrofon tersebut.
“Ayah saya (Gunawan) sebelum meninggal (November 1982) berpesan agar kita mencari di mana benda (mikrofon) bersejarah itu berada,” tutur Gunarso.
Gunarso menyatakan, keluarganya tak keberatan apabila mikrofon tersebut dimuseumkan. "Justru kita bangga."
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Benarkah Mikrofon Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah Hasil Curian? Ini Sejarahnya
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR