Advertorial

Banyak yang Mempertanyakan Alasan Mengapa Soekarno Tak Puasa Ramadan Saat Proklamasi Kemerdekaan? Ternyata Begini Jawabannya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Tak banyak yang tahu, saat itu juga bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Tepatnya, pada tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriyah.

Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, terdapat sejumlah peristiwa yang mewarnai hal itu.

Baca Juga: 'Panic Buying' Terjadi di Korea Utara, Bayang-bayang Bencana Kelaparan yang Pernah Hilangkan 10% Penduduk Korut Menyeruak, Kini Diduga akan Lebih Besar

Misalnya, ada dugaan penculikan sejumlah tokoh tua seperti Soekarno dan Hatta oleh para tokoh muda.

Mereka dibawa ke sebuah kota yang tidak jauh dari Jakarta, yaitu Rengasdengklok.

Tujuan penculikan itu untuk mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Potret Keluarga Miskin Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Sampai Jual Gelas & Mangkok Buat Beli Beras: 'Saya Pernah Berpikir untuk Bunuh Diri'

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya kedua tokoh itu dikembalikan di Indonesia.

Melalui proses yang cukup panjang, mereka kemudian memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Naskah proklamasi dibuat di rumah seorang petinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Maeda.

Para tokoh bangsa ketika itu saling menyumbangkan pemikirannya untuk kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Kabar Baik, China Mengklaim Vaksin Covid-19 Bisa Siap Digunakan September Mendatang, Namun Hanya untuk Kasus Darurat Saja, Seperti Apa?

Meski demikian, naskah proklamasi kemudian disepakati bersama.

Naskah itu kemudian diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.

Namun, ada yang unik di balik momentum proklamasi tersebut.

Baca Juga: Akan Butuh Respons Militer yang Jauh Lebih Besar Dibanding di Afghanistan dan Irak, Apa Sebenarnya yang akan Terjadi Jika Kim Jong-un Benar-benar Meninggal Dunia?

Sebab, meski memasuki bulan Ramadhan, namun, Sang Proklamator, Soekarno atau Bung Karno justru tidak sedang menjalankan ibadah puasa.

Mengapa?

Soekarno rupanya memiliki alasan tersendiri mengapa ia tidak menjalankan ibadah puasa

Saat itu Soekarno memang sedang terserang sebuah penyakit.

Baca Juga: Akan Butuh Respons Militer yang Jauh Lebih Besar Dibanding di Afghanistan dan Irak, Apa Sebenarnya yang akan Terjadi Jika Kim Jong-un Benar-benar Meninggal Dunia?

Berdasarkan buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis oleh Cindy Adam, ketika itu Soekarno merasa suhu badannya sangat tinggi.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar pukul 08.00 WIB, atau kurang dua jam dari proklamasi, Soekarno masih tertidur di rumahnya di Jalan Pegangsaan, Jakarta.

Soekarno saat itu terkena gejala malaria tertiana.

"Pating greges (sakit semua)," keluh Soekarno kepada dokter yang akan memeriksanya.

Baca Juga: Terbongkar Kelakuan Dikator Korea Utara 'Kim Jong Un' Semasa Bersekolah di Negara Ini: Koleksi Sepatu Basket, Bikin Contekan Hingga Simpan Majalah Dewasa

Oleh karena itu, dokter pun memberikannya obat agar kondisinya kembali sembuh.

Soekarno pun kembali tertidur.

Lalu pada pukul 09.00 WIB, dia terbangun, dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada pukul 10.00 WIB.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Sering Ditanyakan, Apa Soekarno Berpuasa Ramadhan Saat Proklamasi Indonesia? Jawabannya Tak Terduga.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait